Page 229 - Pengawasan-Mutu-Pangan_SC
P. 229
Pengawasan Mutu Pangan
Insiden keracunan akibat pangan berturut-turut disebabkan oleh pangan olahan jajanan
(PKL) sebanyak 6 insiden keracunan dengan jumlah korban 231 orang; pangan olahan jasaboga
sebanyak 7 insiden keracunan dengan jumlah korban 403 orang; pangan olahan rumah tangga
sebanyak 4 insiden keracunan dengan jumlah korban 183 orang; dan 2 insiden keracunan
akibat minuman ringan berupa susu dengan jumlah korban 27 orang. Insiden keracunan
akibat pangan dilaporkan pada Bulan Januari, Februari, dan Maret terjadi di Provinsi Sumatera
Utara, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, serta Sulawesi Selatan. Secara geografis, wilayah
dengan insiden keracunan terbanyak adalah Jawa Barat dengan jumlah insiden keracunan
sebanyak 5 insiden dan total korban 75 orang dari kelompok penyebab keracunan pangan dan
NAPZA. Dari data di atas didapatkan total korban keracunan selama Bulan Januari hingga
Maret 2017 berdasarkan media massa online adalah 893 korban dengan 8 korban di antaranya
meninggal dunia.
Berdasarkan kondisi di atas, harus segera diperbaiki dengan menggunakan cara
pengolahan pangan yang benar (GMP), melakukan rasionalisasi dan standarisasi mulai bahan
baku, bahan pembantu, proses, hingga produk akhir, serta menerapkan prinsip sanitasi dan
hygiene yang baik (SSOP). Untuk tujuan tersebut, Badan Standarisasi Nasional (BSN)
mengeluarkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Standarisasi produk dari sisi konsumen jelas
sangat penting, karena stadarisasi merupakan jaminan minimal dari sebuah produk untuk
konsumen, berupa mutu yang baik serta adanya perlindungan bahwa produk itu memang
aman untuk dikonsumsi.
Kompetensi yang akan dicapai dalam kegiatan praktikum dalam BAB 6 ini adalah :
1. Kemampuan mahasiswa dalam menjelaskan konsep serta cakupan mutu bahan dan
produk pangan serta mengenal atribut internal mutu yang mencakup fisik, kimia, biologi,
dan sensoris.
2. Kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelusuran standar mutu bahan baku dan
produk pangan serta memetakan parameter yang ada di standar dalam suatu dimensi
mutu.
3. Kemampuan mahasiswa dalam menjelaskan prinsip pengendalian proses dengan
menggunakan statistik dan menguasai pembuatan control chat.
4. Kemampuan mahasiswa dalam menjelaskan konsep penjaminan mutu dan keamanan
pangan melalui pendekatan SSOP, GMP, dan HACCP.
5. Kemampuan mahasiswa dalam melakukan analisis kritis tentang penjaminan mutu
pangan dari lahan pertanian sampai dengan konsumen (from farm to table) melalui studi
kasus riil.
6. Kemampuan mahasiswa dalam menyusun pemikiran dan pendapat secara akademik
dan kemampuan menyajikan dalam bentuk visual maupun oral.
222