Page 34 - MATERI WEDA
P. 34

”Yo’ varnanyeta te mùle
            hetu úàstràúrayad dvijaá,

            sa sàdhubhir bahiûkàryo
            nàstiko vedanindakaá”.

            Terjemahan:
            Setiap  dwijati  yang  menggantikan  dengan  lembaga  dialektika  dan  dengan
            memandang rendah kedua sumber hukum (Sruti dan Smrti) harus dijauhkan
            dari  orang-orang  bijak  sebagai  seorang  atheis  dan  yang  menentang  Weda
            (Manawa Dharmasastra, II.11).



            ”Kitrúaá sisyo ‘dhyàpya ityàha;
            àcàrya putrah úuúrusur

            jnànado dharmika úuciá,
            àptaá úakto rthadaá sàdhuá

            svo ‘dhyàpyo daúa dharmataá”.
            Terjemahan:

            Menurut hukum suci, ke sepuluh macam orang-orang berikutnya adalah putra
            guru yaitu ia yang berniat melakukan pengabdiannya, ia yang memberikan
            pengetahuan, orang yang sepenuh hatinya menaati UU, orang yang suci, orang
            yang berhubungan karena perkawinan atau persaudaraan orang yang memiliki
            kemampuan rohani, orang yang menghadiahkan uang, orang yang jujur dan
            keluarga (mereka) dapat mempelajari Weda (Manawa Dharmasastra, II.109).


            ”Yam eva tu úuciý vidyàm
            niyataý brahmacàrinam,

            tasmai màý brùhi vipràya
            nidhipàyà pramàdine”.

            Terjemahan:
            Tetapi serahkanlah saya kepada seorang brahmana yang anda ketahui pasti
            bahwa ia orang yang sudah suci, yang bisa mengendalikan panca indranya,
            berbudi baik dan tekun (Manawa Dharmasastra, II.115).






                                 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti              34
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39