Page 42 - MATERI WEDA
P. 42

pada buku” Agama dan Perubahan Sosiopolitik”, hanya melihat hubungaan
            agama pada dua dimensi, yakni dikatakan : agama mempunyai suatu hubungan
            yang integral dan organik dengan politik dan masyarakat.

            Mengacu pada tujuan hidup manusia menurut pandangan agama  Hindu, yaitu
            Moksartham  Jagadhita  ya  ca  iti  dharma,  maka  sebenarnya  tradisi  Hindu
            menawarkan  suatu  sistem  normatif  dimana  agama  adalah  integral  dengan
            semua aspek kehidupan umat manusia, baik politik, sosial, ekonomi, hukum,
            pendidikan,  keluarga  dan  lain  sebagainya.  Keseluruhan  aspek  kehidupan
            tersebut  tercangkup  dalam  pengertian  ”kekinian”  dan  ”keakanan”  yang
            bersifat kesurgaan. (Soedjatmoko, 1979:25).
            Pada gejala umum yang terjadi di Bali yakni keterkaitan agama dengan adat,
            adalah  bukti  adanya  pertautan  agama  dengan  salah  satu  aspek  kehidupan
            manusia. Tjokorde Raka Dherana  mengatakan,  agama  dan  adat  terjalin erat
            satu  dengan  yang  lainnya,  saling  pengaruh-mempengaruhi.  Karenanya
            pelaksanaan agama disesuaikan dengan keadaan tempat yang telah dan sedang
            berlaku.  Penyesuaian  yang  dimaksud  dimana  bersifat  membenarkan  dan
            memperkuat  adat  setempat  sehingga  menjadikan  kemudian  suatu  ”adat
            Agama” yaitu suatu penyelenggaraan agama yang disesuaikan dengan adat
            setempat (Dherana, 1984:18).

            Pembuktian  adanya  pengaruh  hukum  Hindu  menjiwai  hukum  adat  telah
            terbukti sejak berdirinya kerajaan Hindu di Indonesia. Penguatan ini diberikan
            oleh  Gde  Pudja  ketika  membahas  dimulainya  pertumbuhan  hukum  Hindu.
            Pudja mengatakan, bagian-bagian dari ajaran-ajaran Hindu dan pasal-pasal
            dalam Dharmasastra telah disesuaikan dan dipergunakan sebagai hukum pada
            masa kerajaan Hindu di Indonesia. Bahkan bukan pada masa kerajaan Hindu
            saja, karena secara tidak disadari bahwa hukum itu masih tetap berlaku dan
            berpengaruh pula dalam hukum positif di Indonesia melalui bentuk-bentuk
            hukum adat. Bentuk acara Hukum dan kehidupan hukum Hindu yang paling
            nyata terasa sangat berpengaruh adalah bentuk hukum adat di Bali dan lombok,
            sebagai hukum yang berlaku hanya bagi golongan Hindu semata-mata (Pudja,
            1977:34).
            Dalam berbagai  penelitian dan penulisan Hukum Adat,  baik  dalam bidang
            hukum pidana, dalam bidang hukum perdata terutama hukum waris, hukum
            kekeluargaan dan perkawinan yang dikatakan hukum adat, semuanya ternyata
            hukum  Hindu.  Baik  pengertian,  istilah-istilah  yang  dipakai  maupun  dasar
            filosofinya delapan belas titel hukum atau astadasa wyawahara, pembagian 12
            jenis anak, berbagai jenis pidana adat seperti brahmantia, wakparusia, sahasa







                                 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti              42
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46