Page 106 - BUKU PINTAR TEKNIK BUDIDAYA IKAN DAN UDANG_Press
P. 106
Penanganan udang
menurut guno, udang harus dipastikan berasal dari panti benih
(hatchery) bersertifikat dan SPF. Tes PCR dan fisik sebelum penebaran
sangat penting dilakukan, terutama pada penyakit yang sering terjadi
dan berpotensi menyerang area budidaya. Sementara tes fisik bertujuan
untuk melihat ketahanan benur sehingga untuk ditebar.
Pada proses aklimatisasi saat penebaran benur, sistem tangki sangat
diajurkan dibandingkan cara konvensional dengan plastik langsung ke
tambak. selanjutnya, monitoring kesehatan udang harus rutin dilakukan
dengan pengamatan visual setiap hari. Dengan begitu, gejala penyakit
cepat diketahui serta dilakukan tes dan perlakuan sehingga penyakit
bisa diatasi.
Pengelolaan lingkungan
adapun pengelolaan lingkungan meliputi pengelolaan air masuk, air
budidaya, dan limbah. “Pada air masuk kami tidak lagi menggunakan
kaporit, tetapi menggunakan kapur bakar sampai ph min 9,” terang guno.
manajemen kualitas air dan dasar kolam sangat penting karena pakan,
input terbesar dalam tambak, memiliki retensi nitrogen sekitar 22%.
Dengan begitu, nitrogen yang terbuang dalam lingkungan perairan sekitar
78%. Konsumsi pakan akan selalu meningkat seiring waktu budidaya
sehingga jumlah limbah yang akan dihasilkan bisa diperkirakan.
agar bisa mengolah limbah yang berpotensi menurunkan kualitas air, ada
beberapa langkah rutin yang dilakukan, yaitu: (1) membuat perkiraan
jumlah limbah yang dihasilkan pakan dan (2) memproses limbah.
Perkiraan atau estimasi limbah pakan dilakukan dengan cara menghitung
jumlah Total ammonia Nitrogen (TaN) pakan yang dihasilkan, sesuai
jumlah pakan dan kandungan proteinnya. TaN yang dilepas di air sekitar
0,576 dari TaN pakan karena proses asimilasi, eksresi, dan proses lain.
Dengan mengetahui jumlah TaN yang dilepas di air, jenis pengolah dan
caranya mengolah nitrogen bisa diprediksi.
Pengolah nitrogen yang utama berasal dari dua golongan bakteri, yaitu
heterotrof dan nitrifikasi. Pemahaman tentang kebutuhan dan hasil
proses oleh kedua golongan bakteri tersebut perlu dipahami untuk
menjaga kestabilan air.
“Di awal budidaya, kami mengembangkan bakteri heterotrof dengan
penambahan molase terukur sesuai dengan perhitungan TaN. hal ini
92 BUKU PINTAR TEKNIK BUDIDAYA IKAN DAN UDANG