Page 209 - BUKU PINTAR TEKNIK BUDIDAYA IKAN DAN UDANG_Press
P. 209

ini  tampak  memberi  harapan  baru. Banyak yang menerapkan dan
          terbukti berhasil. Teknologi ini dipelopori oleh salah satu perusahaan
          pakan PT Central Proteina Prima yang dimulai pada tahun 1993.

          Dari windu beralih ke vaname

          Dengan masuknya spesies baru udang putih dari  amerika  Penaeus
          (Litopenaeus) vannamei, maka petambak beramai ramai menebar jenis
          udang  yang  baru  tersebut.  udang  vaname  dikenal  sangat  bandel  dan
          tahan penyakit. awalnya padat tebar yang diterapkan 70 ekor/m2, umur
          70 hari sizenya mencapai 70 ekor/kg dan harganya cukup mahal yaitu
          mencapai rp 70.000. sehingga dikenal dengan sebutan serba 70. udang
          windupun ditinggalkan dan beralih ke udang vaname.
          Bila  udang vaname padat  tebar 70  ekor/m2,  peebaran udang windu
          hanya 30-35 ekor/m2. Jadi Cuma separo dari penebaran udang vaname.
          Bila udang windu produksinya berkisar 4-5 ton/ha saat itu karena banyak
          serangan  penyakit, maka  udang  vaname  bisa  mencapai lebih  dari 10
          ton/ha. adapun biaya produksi hampir sama. Dapat dikatakan budidaya
          udang vaname jauh ebih menguntungkan daripada udang windu yang
          banyaktantangannya.
          Tambak  yang  diisi  benih udang  windu  dan  terserang  penyakit,  baik
          penyakit  white spot maupun  vibrio harvey,  serta banyak  kematian
          langsung ditebar benih udang vaname tanpa melalui proses pngeringan
          dan persiapan. udang vaname yang ditebarpun panen sukses. Dengan
          kemudahan proses budidaya, yang awalnya padat tebar cukup 70 ekor/
          m2 petambak berusaha meningkatkan penebarannya menjadi 100 ekor/
          m2.  sukses dengan  penebaran  100 ekor/m2,penebaran  ditingkatkan
          menjadi 120 ekor/m2. meningkatlagi ke 150ekor/m2 hingga 300 ekor/
          m2. Teknologi budidaya  mulai  ditinggalkan,  tidak  lagi  menggunakan
          sistem resirkulasi, close system, tidak juga menggunakan tandon. sistem
          budidayanya berubah ke Open system yaitu dengan melakukan banyak
          ganti air secara langsung dari air laut. Produksi pun bersaing ada yang
          20 ton/ha dan ada yang hingga 50 ton/ha.

          Vaname mengalami penurunan akibat serangan penyakit.

          akhir-akhir ini banhyak petambak yang gagal akibat serangan penyakit.
          Penyakit yang menyerang diantaranya WFD, ehP, imN, Ws dan Vibriosis.
          Jenis  bakteri yang  sering  menyerang  udang  terutama  bakteri  Vibrio
          parahaemolyticus.  gejala  klinis yang  tampak dilapangan  antara  lain,
          BUKU PINTAR TEKNIK BUDIDAYA IKAN DAN UDANG                     195
   204   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214