Page 43 - Modul Geografi Kelas XII KD 3.1 dan 4.1
P. 43
Modul Geografi Kelas XII KD 3.1 dan 4.1
tata ruang yang tidak partisipatif dan memperhatikan dinamika wilayah dan
masyarakat-nya.
3) Belum diacukan perundangan penataan ruang sebagai paying kebijakan pemanfaatan
ruang bagi semua sektor, yang mengakibatkan semakin menguatnya konflik
kepentingan sektoral seperti pertambangan, perkebunan, lingkungan hidup,
kehutanan, prasarana wilayah, dan sebaginya. Konflik kepentingan regional juga
terjadi khususnya antar daerah hulu dengan hilir dan serta antara kotan dan pinggiran
kota atau desa;
4) Belum berfungsinya secara optimal penataan ruang dalam rangka menyelaraskan,
mensinkronkan, dan memadukan berbagai rencana dan program sektoral dan wilayah;
5) Ego sektoral dan regional yang ditandai dengan kurangnya kemampuan menahan diri
dari keinginan membela kepentingan masing-masing secara berlebihan;
6) Dukungan terhadap pengembangan wilayah belum optimal, seperti diindikasikan dari
minimnya dukungan kebijakan sektor terhadap pengembangan kawasan-kawasan
strategis nasional dalam RTRWN seperti kawasan perbatasan negara, kawasan
andalan, dan kawasan lainnya. Hasil serupa juga terjadi di tingkat Provinsi, Kabupaten,
dan Kota.
7) Terjadinya penyimpangan pemanfaatan ruang dari ketentuan dan norma yang
seharusnya ditegakkan.
8) Masih belum lengkapnya alokasi fungsi-fungsi ruang pada skala detil dan operasional
yang secara langsung dapat digunakan untuk pemberian ijin pemanfaatan ruang;
9) Masih lemahnya pemenuhan hak dan kewajiban serta peran serta masyarakat dalam
penataan ruang.
10) Lemahnya dukungan teknologi informasi dalam proses pengambilan keputusan
(decision support system) atau intervesnsi kebijakan penataan ruang sehingga belum
optiman pemanfaatannya, walaupun komplesitas permasalahan perkembangan
wilayah dan pemanfaatan ruang semakin kompleks dan nyata;
4. Strategi Penataan Ruang dan Wilayah Di Indonesia
1) Strategi Kutub Pertumbuhan (Growth Poles)
Pengertian Growth Poles yang terkait dengan ruang sebagai suatu kumpulan
kekuatan ekonomi, yang didefinisi oleh Perroux sebagai pusat memiliki gaya
sentrifugal dengan kekuatan untuk mendorong, dan gaya sentripetal dengan kekuatan
untuk menarik. Setiap pusat mempunyai daya tarik dan daya tolak dalam suatu medan
bersama dengan pusat lainnya. Dalam kutub pertumbuhan terdapat kecenderungan
terkonsentrasinya kegiatan ekonomi pada titik tertentu karena adanya faktor saling
keterkaitan dan ketergantungan aglomerasi (munir, 1984)
Dampak positif :
Growth Pole, Konsep kutub pertumbuhan memberikan peluang untuk mendekatkan
dua cabang penting dalam analisis regionalyaitu analisis mengenai pertumbuhan
ekonomi regional dan analisis struktur ruang regional.
Wiayah dan Tata Ruang 37