Page 13 - BUKU ELEKTRONIK KIMIA KELAS XI PJBL
P. 13
Tujuan Pembelajaran 2 dan 3
Siswa mampu menjelaskan tentang berbagai konsep asam basa
Siswa mampu membandingkan konsep asam basa menurut Arrhenius, Brønsted-Lowry dan Lewis
serta menyimpulkannya.
Sifat asam dan basa dari suatu larutan dapat dijelaskan menggunakan beberapa teori, yaitu
teori asam-basa Arrhenius, teori asam-basa Bronsted-Lowry, dan teori asam-basa G.N. Lewis.
1. Teori Asam-Basa Arrhenius
Seorang ahli kimia bangsa swedia yang bernama svante arrhenius (1859-1927), pada tahun
1884 mendefinisikan asam dan basa. Menurut arrhenius :
+
+
Asam adalah suatu zat apabila terlarut dalam air dapat menghasilkan ion H (H3O ).
Contoh : HCl, HNO3, HClO4, H2SO4.
+
Zat-zat tersebut dalam air terionisasi menghasilkan ion H (aq).
SEKILAS TOKOH
+
−
HCl H (aq) + Cl (aq)
−
+
HNO3 H (aq) + NO (aq)
3
+ 2−
H2SO4. 2H (aq) + SO (aq)
4
Basa adalah suatu zat yang apabila terlarut dalam air dapat
–
menghasilkan ion OH
+
(H3O ).
Svante August Arrhenius
Contoh : KOH, NaOH, Ca(OH)2. (19 Februari 1859 – 2
– Oktober 1927) ialah seorang
Zat-zat tersebut dalam air terionisasi menghasilkan ion OH (aq).
ilmuwan Swedia yang
−
+
KOH K (aq) + OH (aq) merupakan salah satu
pengagas kimia fisik. Ia
−
+
HNO3 Na (aq) + OH (aq) mendapat Penghargaan Nobel
dalam Kimia atas karyanya
−
2+
H2SO4. Ca (aq) + 2OH (aq) mengenai ionisasi pada
tahun 1903. Ia
Walaupun teori Arrhenius berhasil mengungkapkan beberapa
mengemukakan bahwa
kasus, tetapi memiliki keterbatasan. Selain hanya memandang senyawa dalam larutan dapat
terurai menjadi ion-ionnya,
aspek reaksi asam basa didalam pelarut air, juga pembentukan ion dan kekuatan asam dalam
larutan aqua tergantung pada
+
-
H atau ion OH merupakan kekhasan teori asam-basa Arrhenius. konsentrasi ion-ion hidrogen
di dalamnya.
+
Artinya jika suatu reaksi tidak membentk ion H atau ion OH - Sumber : id.wikipedia.org
tidak dapat dikatakan sebagai asam atau basa.
8
7