Page 11 - Buku Siap OSN Matematika SMP 2015(1)
P. 11

Aljabar




                              OPERASI ALJABAR



            A. SUKU TUNGGAL DAN SUKU BANYAK

                                      2
             i. Bentuk aljabar 3a, –3ab disebut suku tunggal (monomi)
            ii. Bentuk aljabar –2x + 3y disebut suku dua (binom).

                                                         2
                                                2
           iii. Bentuk aljabar mn – pq + 7, dan x – xy + y disebut suku tiga (trinom).
            iv. Bentuk aljabar yang terdiri lebih dari 3 suku disebut suku banyak (polinom).
               Contoh:
                                       2
                                 3
                                                                    2
                                                            2
                                                      3
               2a – 3b + 4c – 5, x – 2x + 3x + 5, dan x + 2x y + 3xy + 4xy + x + y + 2.
                                     2
               Perhatikan bentuk –2x y + 5, –2 dan 5 disebut koefisien (tetapi secara umum
               “5” dianggap bilangan konstan sehingga disebut konstanta), x dan y disebut
                                                        2
               variabel atau peubah, dan angka 2 pada x disebut pangkat atau derajat. Pada
                          2
                                    2
                                                                 2
               bentuk –2x y; –2, x, x , dan y disebut faktor dari –2x y.
            B. SIFAT-SIFAT OPERASI ALJABAR

              Jika m, n, dan p adalah bilangan bulat, maka:
              1. m + n = n + m.                       (sifat komutatif pada penjumlahan)

              2. (m + n) + p = m + (n + p).           (sifat asosiatif pada penjumlahan)

              3. m  (n + p) = m  n + m  p          (sifat distributif)

              4. m  n = n  m.                       (sifat komutatif pada perkalian)

              5. (m  n)  p = m  (n  p).           (sifat asosiatif pada perkalian)

              6. m + 0 = m                            (elemen identitas pada penjumlahan)

              7. m  1 = m                            (elemen identitas pada perkalian)

              8. m + (–m) = 0                         (invers penjumlahan)

              9. m   1  = 1                          (invers perkalian)
                     m

             10. Jika m  n = m  p dan m  0, maka n = p (pencoretan)






     2                                                                           Wahyu
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16