Page 68 - Buku Referensi Bencana Tanah Longsor Penyebab dan Potensi Longsor
P. 68
55
Gambar 4.5. Hasil Pembobotan Faktor Penyebab Longsor
Menurut Ahli 2
Gambar 4. 5 menunjukkan bahwa dapat diketahui hasil skor
dari masing-masing parameter penyebab longsor dengan nilai
inkonsistensi yang dihasilkan pada daerah Kota Sukabumi yaitu 0.
09 yang kurang dari 0,1. Nilai ini menunjukkan bahwa nilai bobot
yang didapatkan dalam metode ini dianggap konsisten karena
memenuhi prinsip AHP di mana konsistensi rasio harus kurang
dari 10% atau 0,1. Sehingga dapat dikatakan bahwa masukan dari
ahli 2 konsisten. Berdasarkan keenam faktor yang digunakan dalam
penelitian ini, masing-masing memiliki parameter yang memiliki
prioritas.
Hasil perhitungan bobot dari ahli 2 diperoleh bobot dari
setiap parameter penyebab bencana tanah longsor yaitu parameter
curah hujan dengan nilai bobot 401, parameter keberadaan sesar
bobot 217, kemiringan lereng bobot 167, geologi bobot 110, jenis
tanah bobot 56 dan penggunaan lahan dengan bobot 49. Kriteria
yang memiliki kepentingan paling tinggi menurut ahli 2 adalah
parameter curah hujan. Parameter curah hujan ini merupakan
parameter dengan nilai peranan paling besar dalam mempengaruhi
terjadinya longsor dengan nilai bobot sebesar 401.
Menurut ahli 3, dalam membandingkan keenam parameter
penyebab longsor yaitu kemiringan lereng, curah hujan, jenis tanah,
penggunaan lahan, keberadaan sesar dan geologi, berpendapat
bahwa parameter kemiringan lereng dan curah hujan diberi skala 2