Page 142 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 142

memaparkan  bahwa Parindra harus bisa “menuntun  para
            petani dalam berbagai bentuk upaya koperasi, supaya dengan

            melakukan bentuk pekerjaan-pekerjaan yang menguntungkan di
            tengah-tengah rakyat jelata itu, mereka dapat diangkat ke tingkat
            yang lebih tinggi, yang berguna membuat  Indonesia Mulia”
            (Scherer, 1985: 244).


            D. Kesimpulan
                   Dari uraian yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan

            bahwa ketiga  tokoh pergerakan nasional tersebut memiliki
            hubungan erat dengan dunia priyayi, meskipun dengan tingkatan
            yang berbeda. Ikatan budaya yang melatarbelakangi ketiganya
            telah memberikan warna terhadap corak   perjuangannya. Tjipto,
            merupakan yang paling radikal dan Soewardi masih berusaha
            mengembalikan tatanan masyarakat sesuai tradisi Jawa, namun
            telah diidealkan oleh pemikiran-pemikiran yang lebih terbuka.
            Sementara itu, Soetomo berdiri di tengah-tengah dengan sikap
            moderatnya untuk berperan sebagai penengah atau juru damai.

                   Meskipun ketiganya  menunjukkan sikap dan corak
            yang berbeda, tetapi mereka memiliki pandangan yang relatif
            sama. Ketidakadilan karena kebijakan pemerintah kolonial yang
            diskriminatif  menjadi  penyebab ketidakberdayaan  masyarakat
            dalam menuntut haknya di negeri sendiri. Pemikiran-pemikiran
            yang dilontarkan oleh ketiganya, merupakan sumbangan yang
            sangat  berharga, tidak  hanya  bagi  generasi  kedua  pemimpin

            pergerakan nasional, melainkan  juga bagi bangsa Indonesia.




            142     Tiga Serangkai Dalam Pergerakan Nasional
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147