Page 57 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 57

karena ia sadar bahwa mengisi jiwa anak-anak merupakan suatu
            keharusan agar mereka berani untuk berjuang, yang merupakan

            senjata yang paling ampuh untuk merebut kemerdekaan. Sistem
            pendidikan  kolonial  membuat  anak-anak  selalu  bergantung
            kepada bangsa Barat. 19
                   Setelah  menjalani  hukuman  buang  di  negeri  Belanda,
            keluarga SS yang terdiri atas isterinya dan dua anak mereka (Asti
            dan adiknya Broto) direncanakan akan meninggalkan Belanda
            pada 24 Mei 1917 dengan menaiki kapal Rinjani. Namun, pada

            saat menjelang keberangkatannya, anak pertama mereka sakit
            keras, sehingga harus dirawat di rumah sakit. Tentu saja dengan
            kejadian ini keluarga SS membatalkan keberangkatannya untuk
            kembali ke tanah air. Namun rencana kepulangan ini menjadi
            tertunda cukup lama sebagai akibat dari pecahnya Perang Dunia
            I di Eropa. Hampir dua tahun berselang, pada 6 Juli 1919 Asti
            yang sakit dinyatakan sembuh,  dan pada 26 Juli 1919, keluarga
            SS meninggalkan negeri Belanda dengan menaiki kapal Rinjani.
            Perjalanan ke tanah air ditempuhnya selama 51  hari. Pada 15

            September 1919, keluarga SS  merapat  di Pelabuhan  Tanjung
            Priok di Batavia.


            E. Prinsip-Prinsip Pendidikan Taman Siswo
                   Setibanya  di tanah  air, SS tidak  menginginkan
            untuk melanjutkan karirnya di bidang politik.  Ia kemudian
            mengkonsentrasikan dirinya dalam kegiatan pendidikan untuk

            anak-anak  bumiputera.  Informasi  yang  didapat  diperoleh
            19.   Lihat Irna H.n. Hadi Soewito, loc.cit.  hlm. 103.


                                                  Djoko Marihandono    57
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62