Page 81 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 81

puro Paku Alaman, Yogyakarta. Ia adalah putra keempat dari

            pasangan RM Soerjaningrat, putra dari dari permaisuri Sri Paku
            Alam III. Ibunya adalah seorang putri kraton sebagai pewaris
            Kadilangu,  yang merupakan keturunan  dari Sunan Kalijogo.
                                                                         2
            Pertemuannya  dengan isterinya  yang bernama  Soetartinah

            diawali  dengan  peristiwa  keduanya  yang  harus berhadapan
            dengan polisi kolonial, Wedana Sentana Puro Paku Alaman serta
            kepala sekolahnya msing-masing. Penyebabnya adalah  SS harus
            berkelahi dengan anak Belanda yang menggangu Soetartinah.

                    Setamat  dari  Europeesche  Lagere  School  (ELS),  SS
            melanjutkan sekolahnya di  School tot Opleiding van Indische
            Artsen (STOVIA) yang  berada  di  Weltevreden.  Namun
            berhubung fisiknya yang kurang kuat, menyebabkan ia sering

            sakit-sakitan, sehingga beasiswa yang diterimanya harus dicabut
            sebagai akibat dari seringnya tidak masuk sekolah.  Selepas dari
                                                             3
            STOVIA, ia bekerja sebagai ahli kimia di pabrik gula Kalibagor,
            2.   Pasangan ini memiliki putra sebanyak 8 orang, yakni RM Soerjosisworo,
               RA Dokter Bintang, RA Pratiknyo, RM Soewardi Soerjaningrat, KRMT
               Soewarto Serjaningrat,  RM Soemarman,  RM Soerjodipoero,  dan RM
               Soerjopranoto.  (Irna HN Hadi Soewito, Soewardi Soerjaningrat, Jakarta:
               PN Balai Pustaka, 1985, hlm. 13).
            3.  SS tidak tercatat sebagai lulusan STOVIA. Berdasarkan daftar lulusan
               terdapat beberapa siswa yang berasal dari Paku Alaman, antara lain: Dr.
               Raden Mas Soedjono,  masuk  17 Juni 1889, lulus pada  19 Januari 1997,
               Raden Mas Notosoerasmo, masuk 22 Maret 1997, lulus 1 November 1907;
               Raden Mas Sosroprawiro, masuk 1 Maret 199 lulus 1 Oktober 1909; dan
               Raden Mas Gondhokoesoemo masuk 14 Desember 1905, lulus 28 Juni
               1915 (A. De Waart.(Ed). Ontwikkeling van het Geneeskundig Onderwijs
               te Weltevreden, 1851-1926,  Perkembangan Pendidikan Kedokteran di
               Weltevreden: 1851-1926  (Terj. Djoko Marihandono dan Harto Juwono),
               Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional, 2014:, hlm. 291-301)
                                            Jejak Soewardi Soerjoningrat  81
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86