Page 83 - Buku Kemdikbud Ki Hadjar Dewantara
P. 83
itu yang merasa tidak sepaham dengan pemimpin yang baru itu.
Atas alasan itulah DD menyatakan diri keluar dari Bataviaasche
Nieuwsblad kemudian mendirikan majalah berkala yang
berjudul Het Tijdschrift. Majalah ini bersama-sama dengan De
Express menyeponsori berdirinya Indische Partij. 6
Secara sadar dan dengan semangat yang menyala-nyala,
SS mulai berkecimpung di arena politik di bawah bendera
Indische Partij, yang menerima semua suku bangsa yang ada
di wilayah koloni Hindia Belanda. Partai ini dia rasakan sangat
berguna dalam upaya memajukan pendidikan karena tidak
membedakan suku, agama, dan golongan dari mana anggota
berasal. Oleh karena itu, semangat persatuan dan kesatuan
7
6 Majalah ini selalu memberitakan aktivitas dari Indische Partij yang
izinnya belum diberikan oleh pemerintah kolonial. Dilaporkan bahwa di
Bandung partai ini memiliki 200 orang anggota, di Semarang 200 orang
anggota, bahkan pada saat dilakukan rapat di Semarang yang dihadiri
antara 400 – 500 orang partai baru ini berhasil mengumbulkan dana dari
simpatisannya sebesar f 195, yang berasal dari 135 orang anggota. Di
Surabaya, partai baru ini memiliki anggota sebanyak 600 orang. (Lihat
“DD te Soerabaja” dalam Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch
Indie 9 Desember 1912 lembar ke-2; “De Indische Partij” dalam De
Sumatra Post 20 September 1912 dan Het Nieuws van den dag voor
Nederlandsch Indie 20 September 1912 lembar ke-2; “De Bandoengsche
Verkieziezingstrijd” dalam Bataviaasch Nieuwsblad 4 Desember 1912
lembar ke-2). Di Padang kepengurusan Indische Partij diketuai oleh FAN
Loth, dr. Rivai sebagai wakil ketua, L. Ginus sebagai sekretaris, Lim Ek
Tie sebagai bendahara, JC Holtzapffel Sr, J.P.C.A Alting Siberg, Jr, dan
HHJB Mes sebagai komisaris.
7 Lihat “Grootheidsdroom” dalam Het Nieuws van den dag voor
Nederlandsch Indie, 17 Oktober 1912. SS bersedia bergabung dengan
Indische Partij karena ia menganggap partai ini akan memajukan
pendidikan bagi seluruh bangsa di Hindia Belanda tanpa membedakan
Jejak Soewardi Soerjoningrat 83