Page 27 - FISIKA SMA KELAS X
P. 27
F 2 = F 2 + F 2 + 2 F . F . Cos α atau 2 2
F
.
.
R 1 2 1 2 F = F + F + 2 F Cos α
R 1 2 1 2
Arah vektor FR dapat ditentukan dengan rumus sinus.
Gambar 1.12 di samping β menyatakan
arah vektor F terhadap vektor F 2
R
F 1 F R F 1 Y Berdasarkan rumus sinus diperoleh:
α
β α Y Y
F sin α = sin β =
2 F F
1 R
Gambar 1.12 Vektor resultan
sin α Y F F F 1 F R
= x R = R atau =
sin β F Y F sin β sin α
1 1
Catatan: Jika pada sebuah benda bekerja beberapa buah gaya pada satu
bidang datar dan benda dalam keadaan diam, maka ΣF = 0
4. Menguraikan Sebuah Vektor
Jika pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa beberapa buah
vektor dapat dijumlahkan menjadi sebuah vektor, maka sebaliknya sebuah
vektor dapat diuraikan menjadi beberapa buah vektor. Vektor-vektor hasil
uraian tersebut disebut vektor komponen. Dalam hal ini akan dibahas uraian
vektor pada bidang datar pada dua garis yang saling tegak lurus.
Y Gambar 1.13 di samping, sebuah vek-
tor F terletak pada bidang cartesius dan
F bertitik tangkap pada titik O (titik potong
sumbu x sumbu y). Vektor F tersebut
F y jika diuraikan pada sumbu x dan sumbu
α y dengan cara memproyeksikan gaya F
X pada sumbu x dan sumbu y diperoleh
F
x
dua komponen vektor.
Gambar 1.13 Vektor komponen
→ →
Komponen vektor F pada sumbu x adalah F x dan besar F x adalah F = F
x
→ →
Cos α dan komponen vektor F pada sumbu y adalah F y dan besar F y adalah
F = F Sin α
y
→ → →
Secara vektor dapat dinyatakan: F = F + F y
x
20 Besaran dan Satuan