Page 17 - C:\Users\HP\Documents\Flip PDF Professional\MODUL PEMBELAJARAN (3)\
P. 17

Proses  pemisahan  hasil-hasil  metabolisme  dari  darah  oleh  ginjal  juga  merupakan
         proses dialisis. Jaringan ginjal bersifat sebagai selaput semipermeabel yang dapat dilewati
         air dan molekul-molekul sederhana, seperti urea, tetapi menahan butir butir darah yang
         merupakan koloid. Orang yang menderita gagal ginjal dapat menjalani "cuci darah, yaitu
         fungsi ginjal diganti oleh suatu mesin dialisator.

         7. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
             Koloid yang medium dispersinya cair dibedakan atas koloid Liofil dan koloid liofob.
         Suatu  kolloid  disebut  koloid  liofil  apabila  terdapat  gaya  tarik-menarik  yang  cukup  besar
         antara terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan (Yunani: lio = cairan, phillia

         =  suka).  Sebaliknya,  suatu  koloid  disebut  koloid  liofob  jika  gaya  tarik-menarik  tersebut
         tidak ada atau sangat lemah. Liofob berarti takut cairan (Yunani: phobia = takut/ benci).
         Jika medium dispersi yang dipakai adalah air, kedua jenis koloid tersebut masing-masing
         disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob, Contoh:

             Koloid hidrofit : protein, sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan gelatin.
             Koloid hidrofob: susu, mayonaise, sol belerang,  sol-sol sulfida, dan sol-sol logam.
               Koloid hidrofil mempunyai gugus ionik atau gugus polar pada permukaannya sehingga
         mempunyai interaksi yang baik dengan air.

        8. Pengolahan Air Bersih
            Pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorpsi. Air
        sungai  atau  air  sumur  yang  keruh  mengandung  lumpur  koloidal  dan  kemungkinan  juga
        mengandung  zat-zat  warna  serta  zat  pencemar  seperti  limbah  detergen  dan  pestisida.
        Bahan-bahan yang diperlukan untuk pengolahan air adalah tawas (aluminium sulfat), pasir,
        klorin  atau  kaporit,  kapur  tohor,  dan  karbon  aktif.  Tawas  berguna  untuk  menggumpalkan
        lumpur koloidal sehingga lebih mudah disaring.
             Tawas juga membentuk koloid Aluminium Hidroksida, yang dapat mengadsorpsi zat-zat
        warna atau zat-zat pencemar seperti detergen dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air

        yang diolah terlalu tinggi, maka selain tawas, digunakan pula karbon aktif. Pasir berfungsi
        sebagai  penyaring.  Klorin  atau  kaporit  berfungsi  sebagai  pembasmi  hama  (disinfektan),
        sedangkan kapur tohor berguna untuk menaikkan pH, yaitu untuk menetralkan keasaman
        yang terjadi karena penggunaan tawas.
        B. Pembuatan Koloid
             Ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dan partikel suspensi. Oleh
         karena  itu,  sistem  koloid  dapat  dibuat  dengan  pengelompokan  (agregasi)  partikel  larutan

         sejati  atau  menghaluskan  bahan  dalam  bentuk  kasar  kemudian  didispersikan  ke  dalam
         medium  dispersi.  Cara  yang  pertama  disebut  cara  kondensasi,  sedangkan  yang  kedua
         disebut cara dispersi.



                                         kondensasi
                                                                         Dispersi








                                 Dua cara pembuatan koloid, yaitiu dispersi dan kondensasi

                                                                                                              17
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22