Page 3 - TUGAS JESITA
P. 3

BAB II
                                                     PEMBAHASAN



                          A.  Sejarah Candi Prambanan

               1. Pembangunan Candi Prambanan

                     Prambanan  adalah candi Hindu terbesar  dan  termegah  yang  pernah  dibangun  di Jawa  kuno,
               pembangunan candi Hindu kerajaan ini dimulai oleh Rakai Pikatan sebagai tandingan candi Buddha
               Borobudur  dan juga  candi  Sewu  yang  terletak  tak jauh  dari  Prambanan.  Beberapa  sejarawan lama
               menduga bahwa pembangunan candi agung Hindu ini untuk menandai kembali berkuasanya keluarga
               Sanjaya atas Jawa, hal ini terkait teori wangsa kembar berbeda keyakinan yang saling bersaing; yaitu
               wangsa  Sanjaya  penganut  Hindu  dan  wangsa  Sailendra  penganut  Buddha.  Pastinya,  dengan
               dibangunnya candi ini menandai bahwa Hinduisme aliran Saiwa kembali mendapat dukungan keluarga
               kerajaan, setelah sebelumnya wangsa Sailendra cenderung lebih mendukung Buddha aliran Mahayana.
               Hal  ini  menandai  bahwa  kerajaan  Medang  beralih  fokus  dukungan  keagamaannya,  dari  Buddha
               Mahayana ke pemujaan terhadap Siwa.
                     Bangunan ini pertama kali dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan dan secara
               berkelanjutan  disempurnakan  dan  diperluas  oleh  Raja  Lokapala  dan  raja  Balitung  Maha  Sambu.
               Berdasarkan prasasti Siwagrha berangka tahun 856 M, bangunan suci ini dibangun untuk memuliakan
               dewa Siwa, dan nama asli bangunan ini dalam bahasa Sanskerta adalah Siwagrha. Dalam prasasti ini
               disebutkan bahwa saat pembangunan candi Siwagrha tengah berlangsung, dilakukan juga pekerjaan
               umum perubahan tata air untuk memindahkan aliran sungai di dekat candi ini. Sungai yang dimaksud
               adalah sungai Opak yang mengalir dari utara ke selatan sepanjang sisi barat kompleks candi Prambanan.
                     Sejarawan menduga bahwa aslinya aliran sungai ini berbelok melengkung ke arah timur, dan
               dianggap  terlalu  dekat  dengan  candi  sehingga  erosi  sungai  dapat  membahayakan  konstruksi  candi.
               Proyek tata air ini dilakukan dengan membuat sodetan sungai baru yang memotong lengkung sungai
               dengan poros utara-selatan sepanjang dinding barat di luar kompleks candi. Bekas aliran sungai asli
               kemudian ditimbun untuk memberikan lahan yang lebih luas bagi pembangunan deretan candi perwara
               (candi pengawal atau candi pendamping).
                     Kompleks bangunan ini secara berkala terus disempurnakan oleh raja-raja Medang Mataram
               berikutnya, seperti raja Daksa dan Tulodong, dan diperluas dengan membangun ratusan candi-candi
               tambahan di sekitar candi utama. Karena kemegahan candi ini, candi Prambanan berfungsi sebagai
               candi  agung  Kerajaan  Mataram,  tempat  digelarnya  berbagai  upacara  penting  kerajaan.  Pada  masa
               puncak  kejayaannya,  sejarawan  menduga  bahwa  ratusan  pendeta  brahmana  dan  murid-muridnya
               berkumpul dan menghuni pelataran luar candi ini untuk mempelajari kitab Weda dan melaksanakan
               berbagai ritual dan upacara Hindu. Sementara pusat kerajaan atau keraton kerajaan Mataram diduga
               terletak di suatu tempat di dekat Prambanan di Dataran Kewu.

               2. Ditelantarkannya Candi Prambanan

                     Sekitar  tahun  930-an,  ibu  kota  kerajaan  berpindah  ke  Jawa  Timur  oleh  Mpu  Sindok,  yang
               mendirikan Wangsa Isyana. Penyebab kepindahan pusat kekuasaan ini tidak diketahui secara pasti.
               Akan tetapi sangat mungkin disebabkan oleh letusan hebat Gunung Merapi yang menjulang sekitar 20
               kilometer di utara candi Prambanan. Kemungkinan penyebab lainnya adalah peperangan dan perebutan
               kekuasaan. Setelah perpindahan ibu kota, candi Prambanan mulai telantar dan tidak terawat, sehingga
               pelan-pelan candi ini mulai rusak dan runtuh.
                     Bangunan  candi  ini  diduga  benar-benar  runtuh  akibat  gempa  bumi  hebat  pada  abad  ke-16.
               Meskipun tidak lagi menjadi pusat keagamaan dan ibadah umat Hindu, candi ini masih dikenali dan
               diketahui keberadaannya oleh warga Jawa yang menghuni desa sekitar. Candi-candi serta arca Durga
               dalam  bangunan  utama  candi  ini  mengilhami  dongeng  rakyat  Jawa  yaitu  legenda  Rara  Jonggrang.
               Setelah  perpecahan  Kesultanan  Mataram  pada  tahun  1755,  reruntuhan  candi  dan  sungai  Opak  di
   1   2   3   4   5   6   7   8