Page 7 - TUGAS JESITA
P. 7

Bhuwarloka (dalam Buddhisme: Rupadhatu), adalah alam tegah, tempat orang suci, resi, pertapa,
               dan dewata rendahan. Di alam ini manusia mulai melihat cahaya kebenaran. Halaman tengah dan tubuh
               candi melambangkan ranah bhuwarloka.
                     Swarloka (dalam Buddhisme: Arupadhatu), adalah ranah tertinggi sekaligus tersuci tempat para
               dewa  bersemayam,  juga  disebut  swargaloka.  Halaman  dalam  dan  atap  candi  melambangkan  ranah
               swarloka. Atap candi-candi di kompleks Prambanan dihiasi dengan kemuncak mastaka berupa ratna
               (Sanskerta:  permata),  bentuk  ratna  Prambanan  merupakan  modifikasi  bentuk  wajra  yang
               melambangkan intan atau halilintar. Dalam arsitektur Hindu Jawa kuno, ratna adalah sandingan Hindu
               untuk stupa Buddha, yang berfungsi sebagai kemuncak atau mastaka candi.
                     Pada saat pemugaran, tepat di bawah arca Siwa di bawah ruang utama candi Siwa terdapat sumur
               yang didasarnya terdapat pripih (kotak batu). Sumur ini sedalam 5,75 meter dan peti batu pripih ini
               ditemukan di atas timbunan arang kayu, tanah, dan tulang belulang hewan korban. Di dalam pripih ini
               terdapat benda-benda suci seperti lembaran emas dengan aksara bertuliskan Waruna (dewa laut) dan
               Parwata (dewa gunung). Dalam peti batu ini terdapat lembaran tembaga bercampur arang, abu, dan
               tanah,  20  keping uang kuno,  beberapa  butir  permata,  kaca,  potongan  emas,  dan  lembaran  perak,
               cangkang kerang, dan 12 lembaran emas (5 di antaranya berbentuk kura-kura, ular naga (kobra), padma,
               altar, dan telur).



               D. Relief Candi Prambanan




               1. Relief Ramayana dan Krishnayana
                     Candi  ini  dihiasi  relief  naratif  yang  menceritakan  epos  Hindu;  Ramayana  dan  Krishnayana.
               Relief berkisah ini diukirkan pada dinding sebelah dalam pagar langkan sepanjang lorong galeri yang
               mengelilingi tiga candi utama. Relief ini dibaca dari kanan ke kiri dengan gerakan searah jarum jam
               mengitari candi. Hal ini sesuai dengan ritual pradaksina, yaitu ritual mengelilingi bangunan suci searah
               jarum jam oleh peziarah. Kisah Ramayana bermula di sisi timur candi Siwa dan dilanjutkan ke candi
               Brahma temple. Pada pagar langkan candi Wisnu terdapat relief naratif Krishnayana yang menceritakan
               kehidupan Krishna sebagai salah satu awatara Wishnu.

               2. Relief Lokapala, Brahmana, dan Dewata
                     Di seberang panel naratif relief, di atas tembok tubuh candi di sepanjang galeri dihiasi arca-arca
               dan  relief  yang  menggambarkan  para  dewata  dan  resi  brahmana.  Arca  dewa-dewa  lokapala,  dewa
               surgawi penjaga penjuru mata angin dapat ditemukan di candi Siwa. Sementara arca para brahmana
               penyusun kitab Weda terdapat di candi Brahma. Di candi Wishnu terdapat arca dewata yang diapit oleh
               dua apsara atau bidadari kahyangan.

               3. Relief Panil Prambanan: Singa dan Kalpataru
                     Di dinding luar sebelah bawah candi dihiasi oleh barisan relung (ceruk) yang menyimpan arca
               singa diapit oleh dua panil yang menggambarkan pohon hayat kalpataru. Pohon suci ini dalam mitologi
               Hindu-Buddha dianggap pohon yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan manusia. Di kaki pohon
               Kalpataru ini diapit oleh pasangan kinnara-kinnari (hewan ajaib bertubuh burung berkepala manusia),
               atau pasangan hewan lainnya, seperti burung, kijang, domba, monyet, kuda, gajah, dan lain-lain. Pola
               singa diapit kalpataru adalah pola khas yang hanya ditemukan di Prambanan, karena itulah disebut
               “Panil Prambanan”.
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12