Page 6 - TUGAS JESITA
P. 6

Tepat di depan candi Trimurti terdapat tiga candi yang lebih kecil daripada candi Brahma dan
               Wishnu  yang  dipersembahkan  kepada  kendaraan  atau  wahana  dewa-dewa  ini;  sang  lembu  Nandi
               wahana Siwa, sang Angsa wahana Brahma, dan sang Garuda wahana Wisnu. Candi-candi wahana ini
               terletak tepat di depan dewa penunggangnya. Di depan candi Siwa terdapat candi Nandi, di dalamnya
               terdapat arca lembu Nandi.
                     Pada dinding di belakang arca Nandi ini di kiri dan kanannya mengapit arca Chandra dewa bulan
               dan Surya dewa matahari. Chandra digambarkan berdiri di atas kereta yang ditarik 10 kuda, sedangkan
               Surya berdiri di atas kereta yang ditarik 7 kuda. Tepat di depan candi Brahma terdapat candi Angsa.
               Candi ini kosong dan tidak ada arca Angsa di dalamnya. Mungkin dulu pernah bersemayam arca Angsa
               sebagai kendaraan Brahma di dalamnya. Di depan candi Wishnu terdapat candi yang dipersembahkan
               untuk Garuda, akan tetapi sama seperti candi Angsa, di dalam candi ini tidak ditemukan arca Garuda.
               Mungkin dulu arca Garuda pernah ada di dalam candi ini. Hingga kini Garuda menjadi lambang penting
               di Indonesia, yaitu sebagai lambang negara Garuda Pancasila.

               4. Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Patok

                     Di antara baris keenam candi-candi utama ini terdapat Candi Apit. Ukuran Candi Apit hampir
               sama dengan ukuran candi perwara, yaitu tinggi 14 meter dengan tapak denah 6 x 6 meter. Di samping
               8  candi  utama  ini  terdapat  candi  kecil  berupa  kuil  kecil  yang  mungkin  fungsinya  menyerupai
               pelinggihan dalam Pura Hindu Bali tempat meletakan canang atau sesaji, sekaligus sebagai aling-aling
               di depan pintu masuk. Candi-candi kecil ini yaitu; 4 Candi Kelir pada empat penjuru mata angin di
               muka pintu masuk, dan 4 Candi Patok di setiap sudutnya. Candi Kelir dan Candi Patok berbentuk
               miniatur candi tanpa tangga dengan tinggi sekitar 2 meter.

               5. Candi Perwara

                     Dua  dinding  berdenah  bujur  sangkar  yang  mengurung  dua  halaman  dalam,  tersusun  dengan
               orientasi sesuai empat penjuru mata angin. Dinding kedua berukuran panjang 225 meter di tiap sisinya.
               Di antara dua dinding ini adalah halaman kedua atau zona kedua. Zona kedua terdiri atas 224 candi
               perwara yang disusun dalam empat baris konsentris. Candi-candi ini dibangun di atas empat undakan
               teras-teras yang makin ke tengah sedikit makin tinggi. Empat baris candi-candi ini berukuran lebih kecil
               daripada  candi  utama.  Candi-candi  ini  disebut  “Candi  Perwara”  yaitu  candi  pengawal  atau  candi
               pelengkap. Candi-candi perwara disusun dalam empat baris konsentris baris terdalam terdiri atas 44
               candi, baris kedua 52 candi, baris ketiga 60 candi, dan baris keempat sekaligus baris terluar terdiri atas
               68 candi.



               C. Arsitektur Candi Prambanan



                     Arsitektur candi Prambanan berpedoman kepada tradisi arsitektur Hindu yang berdasarkan kitab
               Wastu Sastra. Denah candi mengikuti pola mandala, sementara bentuk candi yang tinggi menjulang
               merupakan ciri khas candi Hindu. Prambanan memiliki nama asli Siwagrha dan dirancang menyerupai
               rumah Siwa, yaitu mengikuti bentuk gunung suci Mahameru, tempat para dewa bersemayam. Seluruh
               bagian kompleks candi mengikuti model alam semesta menurut konsep kosmologi Hindu, yakni terbagi
               atas beberapa lapisan ranah, alam atau Loka.
                     Seperti Candi  Borobudur,  Prambanan  juga  memiliki  tingkatan  zona  candi,  mulai  dari  yang
               kurang suci hingga ke zona yang paling suci. Meskipun berbeda nama, tiap konsep Hindu ini memiliki
               sandingannya  dalam  konsep  Buddha  yang  pada  hakikatnya  hampir  sama.  Baik  lahan denah  secara
               horizontal maupun vertikal terbagi atas tiga zona:
                     Bhurloka (dalam Buddhisme: Kamadhatu), adalah ranah terendah makhluk yang fana; manusia,
               hewan, juga makhluk halus dan iblis. Di ranah ini manusia masih terikat dengan hawa nafsu, hasrat,
               dan cara hidup yang tidak suci. Halaman terluar dan kaki candi melambangkan ranah bhurloka.
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11