Page 196 - MODUL 12 MIPA
P. 196
SELF LOVE
Standar Kompetensi : Menghargai diri sendiri dan orang lain
Kompetensi Dasar : Mengembangkan satu sikap positif memandang diri sebagai
pribadi yang unik dan berharga
Tujuan : Siswa Memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan
interpersonal untuk membantu memahami diri dan orang
lain
Kelas : XII
Alokasi Waktu : 1x60menit
Bidang : Pribadi
Fungsi : Pemahaman, pengembangan
Pengertian Self Love
Self-love adalah bentuk cinta pada diri sendiri. Menurut Khoshaba (2012) Self-love adalah
bentuk penghargaan untuk diri sendiri yang tumbuh dari tindakan yang mendukung
pertumbuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Self-love bersifat dinamis, karena bisa tumbuh
melalui tindakan yang membuat kita dewasa. Seseorang yang memiliki Self-love mampu
menghargai dirinya sendiri, mampu berteman dengan pribadinya sendiri sehingga menjadi
individu yang lebih baik untuk dirinya dan orang lain. Menurut Schuller (1969), self-love
adalah "yang terdalam dari semua arus yang mendorong manusia ke atas dan ke depan,".
Orang dengan self-love akan dapat mengapresiasi diri, menerima kekurangan diri,
mengetahui tujuan hidup, dapat mengontrol emosi dengan baik, dan lebih menghargai
kehidupannya.
Andrea Brandht Ph. D., M. F.T. menyatakan bahwa, self-love adalah menerima apa yang
disebut dengan kelemahan, dan menghargai apa yang disebut kekurangan. Self-love
dianggap hanya sebatas rasa kepercayaan diri. Namun, self-love merupakan penerimaan
segala hal yang berkaitan dengan diri baik fisik, pikiran, dan hati. Self-love sangat penting
untuk segala aspek. Self-love merupakan konsep yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Dengan menumbuhkan self-love, maka akan menciptakan kebahagiaan di masa
yang akan datang dan menerima keadaan di masa lalu. Diharapkan dalam menumbuhkan
self-love, siswa dapat meningkatkan harga dirinya (self-esteem).
konsep pembangun self-love (Maharaj & April, 2013).
a. Pengetahuan diri (self-knowledge)
Pengetahuan diri secara standar mengacu pada pengetahuan tentang sensasi, pikiran,
keyakinan, dan kondisi mental lainnya. Pengetahuan tentang diri dapat memengaruhi
bagaimana individu bertindak.
b. Penerimaan diri (self-acceptance)
Seltzer (2008) Penerimaan diri adalah keadaan penerimaan diri sepenuhnya. Penerimaan
diri yang sejati adalah merangkul diri, tanpa kualifikasi, kondisi, atau pengecualian
apapun. Maslow (1968) menggambarkan aktualisasi diri sebagai tingkat penerimaan diri
yang lebih tinggi.
Modul BImbingan Konseling 12 | 184