Page 184 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 184
“Waktu Theodatus menunjukkan kepala Pompey di
hadapan Caesar, barulah tergugah hati pemimpin Romawi
tersebut. Caesar merasa telah kehilangan salah seorang
ahli strategi perang terbaik dalam sejarah kekaisarannya.
Semua pertumpahan darah itu tidak lebih karena salah
paham besar, perbedaan pandangan dan pihak-pihak
yang iri hati dan mencoba menggulingkan Pompey.
Theodatus berhasil selamat dari kemarahan Caesar, dan
dia melarikan diri, meninggalkan Mesir, entah ke mana.
Abu dari sisa jasad Pompey dibawa pulang ke
kediamannya di Alban, dikebumikan di sana.”
“Apa yang bisa saya pelajari dari dia, Azrael?” tanya saya.
“Kamu tak bisa selalu hidup dengan lurus dan idealis
tanpa mempersiapkan diri kamu pada risiko dihadapkan
dengan kebencian orang, dan berakhir tragis seperti
Pompey, Rico…” katanya.
“Maksudnya? Apakah saya tidak perlu berbuat baik
terhadap sesama, dan saya bisa melakukan apa saja
yang saya mau dan lebih baik memikirkan diri saya sendiri
daripada orang lain.”
“Bukan…” kata Azrael.
“Kamu salah memahaminya…”
“Salah di mananya?” tanya saya.
“Pompey memikirkan apa yang bisa dilakukannya untuk
kejayaan negaranya, kekaisaran Roma. Seorang prajurit
yang melihat bahwa masa depan Romawi ditakdirkan
182