Page 181 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 181

harusnya berganti menjadi Pompeiopolis!” kata laki-laki itu
            diiringi suara tawa lainnya.

            “Meskipun Lucius Lucullus itu mengatai Pompey kita yang
            agung sebagai burung pemakan bangkai, yang mencuri
            jerih  payah  orang  lain?”  kata  laki-laki  yang  satunya  lagi
            dan memancing perhatian kesemuanya.

            “Sudah, jangan diperdebatkan,” kata laki-laki yang sedari
            tadi itu diam dan menyimak mereka.

            “Biarkan Lucius menggonggong seperti anjing. Untuk jadi
            pemenang, kita harus cerdik membaca situasi, mengambil
            semua  kesempatan  yang  ada.  Otaknya  saja  yang
            mungkin  dangkal,  karena  terlalu  bernapsu  mengejar
            pengakuan  dari  Caesar.  Toh,  semua  kemenangan  kita,
            kejayaan  kita,  adalah  untuk  Roma  tercinta!”  lanjutnya
            dengan suara berapi-api.


            Semua  laki-laki  di  ruangan  itu  terdiam,  mereka  takjub
            dengan perkataan tersebut.

            “Untuk  Caesar!”  kata  laki-laki  itu  sambil  mengangkat
            cawan anggurnya.

            “Untuk Pompey yang agung!” sorak suara laki-laki lainnya,
            kemudian mereka  menenggak habis anggur dari cawan
            mereka dengan penuh rasa bangga.

            Saya  masih  berusaha  menyesuaikan  gerak  tubuh  saya
            yang  melayang  tidak  jauh  di  dekat  langit-langit  atap
            ruangan itu, tepat di atas mereka. Azrael juga berada tidak
            jauh dari saya.
                                     179
   176   177   178   179   180   181   182   183   184   185   186