Page 78 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 78
“Biar saya bantu dia masuk, mas,” kata Leni setelah
meletakkan si Buyung di lantai, yang segera asyik bermain
dengan mobil-mobilan kesayangannya.
Leni menghampiri perempuan itu dan membantunya
masuk ke dalam. Setelah dibantu duduk di lantai, serta
disuguhkan segelas air putih, perempuan itu masih terlihat
sedikit lemas, kepalanya disandarkan ke bahu Leni.
“Apa yang bisa saya bantu, mbak?” tanya saya.
“Maaf, nama mbak ini siapa?”
“Sa…saya…Nona,” jawab perempuan itu.
“Mbak Nona ada masalah apa, silakan diceritakan,” kata
saya.
“Suami saya sakit keras sudah setahun terakhir ini, pak
Ito, sedang anak saya usianya masih tujuh tahun.
Namanya Keira. Tiga hari lalu, putri kesayangan saya itu
kecelakaan, ditabrak motor di depan rumah. Sekarang
rumah sakit meminta uang tebusan perawatan dan
persiapan operasinya sebesar dua puluh juta. Saya tidak
tahu harus pergi ke mana, tidak ada seorang pun yang
mau menolong saya. Lalu saya dengar cerita tentang pak
Ito. Saya jauh-jauh datang ke sini, pak, memohon bantuan
kesaktian pak Ito. Saya ingin bisa melipatgandakan uang
saya, atau entah apa caranya, pak. Tolong saya…” Kata
perempuan bernama Nona itu sambil kembali menangis
terisak.
76