Page 81 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 81
Tak berapa lama kemudian, Nona berpamitan, dan
berjanji akan kembali datang setelah operasi putrinya
selesai. Setelah kepergiannya, Leni menutup pintu rapat-
rapat, memastikan grendel pengancing pintu terpasang,
lalu seketika dia memeluk saya.
“Mungkin ini tanda dari Tuhan, mas,” katanya.
“Karena masalahnya mengingatkan kita pada kondisi kita
dua bulan lalu, Len?” tanya saya.
“Iya, dan saya merasa Tuhan sudah menegur kita lewat
perempuan tadi, mas,”
“Menegur apa, Len?”
“Sudah saatnya mas berhenti menjadi Nabi mereka,” kata
Leni sambil memejamkan matanya, berharap semua itu
hanya mimpi.
*
Ampun! Saya terheran-heran menyaksikan isi amplop
putih itu. Dua ikat uang kertas pecahan seratus ribu!
Mereka memberikan saya uang dua puluh juta begitu saja!
Saya mengeluarkan beberapa lembar dari kertas
pembatasnya, kemudian menerawang lembaran kertas
itu.
Asli! Jimat keramat yang mereka maksudkan adalah uang.
Ini bertolak belakang dari semua data-data awal yang
saya kumpulkan tentang mereka. Katanya dia menyebut
79