Page 88 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 88
Saya hanya memandanginya dengan rasa ngeri,
sementara saya memeluk Leni yang tak sadarkan diri di
atas pangkuan saya.
“Pergilah, Di, ambil semua milik kamu. Saya hanya ingin
kembali ke hidup saya yang dulu,” kata saya.
“Tidak semudah itu, wahai kamu, pengkhianat!” kata Sardi
dengan melotot ke arah saya.
Semua pengikutnya berkumpul di belakangnya. “Mereka
yang membangkang dari wahyu Tuhan, harus dihukum!”
Pengikut Sardi bergerak menghampiri saya, menarik
kedua lengan saya, memaksa tubuh saya hingga
setengah terseret, keluar dari kamar kontrakan. Saya
sempat berguling di tanah, debu dan sedikit lecet
memenuhi tangan serta kaki saya. Sardi menatap saya
dengan marah.
“Hukuman untuk pembangkang wahyu Tuhan adalah…”
Perkataan Sardi terpotong oleh sebuah suara.
Dor! Dor! Dor!
Sebanyak tiga kali tembakan peringatan terdengar.
Sekelompok polisi bersenjata lengkap telah memasang
barikade mengelilingi mereka.
“Polisi sudah mengepung kalian! Semuanya harap tiarap!
Kalian semua ditahan atas tuduhan terlibat dalam sekte
aliran sesat!” kata seorang petugas lewat pengeras suara.
86