Page 91 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 91
“Masih ada orang-orang yang baik di dunia ini, pak Ito.
Mereka yang tidak berpikir panjang ketika menolong orang
lain, selagi dirinya mampu. Apa yang sudah pak Ito dan
ibu perbuat ketika saya menyamar sebagai orang yang
meminta pertolongan, sesungguhnya sudah membuka
mata saya, tentang masih ada banyak harapan untuk
hidup secara sempurna di dunia ini. Hidup yang
sempurna, tidak harus bermewah, tetapi berkecukupan,
dan berbagi selagi bisa serta tentu saja dengan
keikhlasan. Saya yang seharusnya berterima kasih pada
pak Ito,” kata Nona sambil tersenyum.
Saya hanya bisa menundukkan kepala sambil mencoba
tersenyum melihat Nona dan temannya yang bernama
Edrick itu. Saya tidak tahu harus berkata apa. Dalam hati
saya hanya bersyukur, sebab Leni dan si Buyung, selamat
dari semuanya. Tidak ada yang lebih penting di hati saya
selain mereka.
*
Seminggu kemudian, di kantor harian Maju & Baca. Saya
baru saja menyelesaikan ketikan artikel saya dan dengan
bangga, saya mengirimkannya ke e-mail pak Broto serta
Ella sang editor.
“Jadi kamu sudah merampungkan artikel kamu, Non?”
tanya Edrick yang menghampiri saya.
“Sudah saya kirimkan barusan,” jawab saya.
89