Page 89 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 89

Sardi  hanya  bisa  diam,  melihat  kekacauan  yang  sudah
            ditimbulkannya.  Polisi  mengumpulkan  mereka,  lalu
            menggelandang  satu  persatu  ke  mobil  tahanan  yang
            sudah disiapkan. Ketika akan naik ke mobil tahanan, dia
            sempat  menoleh,  melihat  ke  arah  saya  dengan  tatapan
            sedih, juga mungkin sedikit penyesalan. Itu karma yang
            diterima oleh orang yang serakah!

            “Pak Ito!” suara itu mendekat menghampiri saya.

            Suara itu berasal dari Nona. Laki-laki di dekatnya segera
            membantu  saya  berdiri,  kembali  masuk  ke  dalam
            kontrakan. Leni siuman tak berapa lama kemudian, dan
            dia  bergegas  mendekati  saya,  memeluk  saya  erat.  Dia
            menangis terisak.

            “Terima  kasih,  mbak  Nona,”  kata  saya  dengan  mata
            berkaca-kaca,  tidak  mampu  menyembunyikan  rasa
            bersyukur sekaligus rasa sedih saya.

            “Kami beruntung sampai tepat waktu,” kata Nona dengan
            ditemani Edrick di sampingnya.

            “Si  Sardi  sudah  pergi,  mas?”  tanya  Leni  masih  sambil
            terisak ketakutan.

            “Sudah  ditangkap  polisi,  Len,”  jawab  saya  sambil
            mencium keningnya.

            “Sekarang kita kembali hidup seperti yang dulu.”




                                     87
   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94