Page 98 - GRC-BOOK-NEW2
P. 98

Penerapan gCg di unit kerja




          Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Organ Pendukung
          Demikian halnya Organ Pendukung, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab organ
          ini harus dituangkan ke dalam governance infrastructure tata kelola perusahaan
          berupa kebijakan interen yang selanjutnya dikodifikasi (the code) dan dijadikan
          sebagai pedoman serta panduan dalam melaksanakan governance process.
          Kebijakan governance process untuk Organ Pendukung yang berupa komite (baik
          yang berada dibawah kendali Dewan Komisaris maupun di bawah supervisi Direksi),
          dikodifikasi dalam bentuk yang dikenal luas sebagai Piagam Komite (Committee
          Charter). Sementara, untuk Organ Pendukung berupa unit kerja lainnya (seperti:
          Sekretaris Perusahaan, Unit Kerja Manajemen Risiko, Unit Kerja Kepatuhan, Unit
          Kerja Audit Interen, Kantor Cabang, Regional Office dan lain-lainnya), dikodifikasi
          menjadi Kebijakan Direksi (KD), Peraturan Direksi (PD), Surat Edaran (SE) Direksi
          hingga petunjuk teknis dan/atau berupa  Standard Operating  and Procedure
          (SOP). Kodifikasi tersebut tentunya dilakukan dengan memperhatikan dan/atau
          menyesuaikan dengan skala, ukuran, dan tingkat kompleksitas bisnis yang dihadapai
          suatu perusahaan. Berbagai dokumen tersebut haruslah dijadikan sebagai “living
          docoment”.  Tegasnya,  secara periodik,  wajib dievaluasi dan/atau  senantiasa
          disempurnakan agar mampu menjawab berbagai tantangan bisnis, utamanya
          perubahan regulasi, teknologi dan lingkungan bisnis yang begitu turbulence pada
          era globalisasi dan abad informasi kini.

          Melalui kodifikasi berbagai ketentuan tersebut, governance process yang menjadi
          tugas dan tanggung jawab Organ Pendukung dapat dilaksanakan secara tegas,
          jelas dan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, serta dengan mengusung prinsip
          T.A.R.I.F sebagai “panglima”. Syaratnya? Absolutely, dengan menggungakan logika
          yang sama dengan uraian pada bagian Boad Manual tersebut di atas dan dengan
          bahasa yang paling singkat, governance process yang harus dilakukan Organ
          Pendukung perusahaan untuk mengimplementasikan praktik GCG adalah “cukup”
          dengan melaksanakan ketentuan Piagam Komite, Kebijakan Direksi (KD), Peraturan
          Direksi (PD), Surat Edaran (SE) Direksi hingga petunjuk teknis dan/atau Standard
          Operating and Procedure (SOP) dimaksud plus etika bisnis (lihat gambar 1.5). Sekali
          lagi, jika dan hanya jika, berbagai ketentuan tersebut telah ditetapkan dengan
          sebaik-baiknya dan/atau up to-date. Artinya, kebijakan dimaksud telah dirancang
          sedemikian rupa sehingga proses bisnis yang ditetapkan perusahaan sudah
          dipastikan terlebih dahulu agar dapat dilaksanakan dengan cara yang paling efektif
          dan efisien sedemikian rupa sehingga mampu menjawab berbagai tantanan bisnis
          yang dihadapi perusahaan secara nyata di lapangan. Kemudian, barulah dikodifikasi
          sebagai ketentuan internal.

          Sebagai gambaran, salah satu contoh pelaksanaan governance process yang harus
          dilakukan Komite Pemantau Risiko suatu Bank yang harus dituangkan ke dalam
          Piagam Komite Pemantau Risiko, antara lain:






      72      The Fundamentals of GRC
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103