Page 15 - 1. Modul Bab 9
P. 15
perdana menteri. Kabinet pun dibentuk dengan anggota-anggota antara lain Sri
Sultan Hamengkubuwono IX, Mr. Wilopo, Prof. Dr. Supomo, dr. Leimena, Arnold
Monomutu, Ir. Hertinglaoh, Sultan Hamid II, dan Ide Anak Agung Gde Agung. Kabinet
ini merupakan Zaken Kabinet (yang mengutamakan keahlian dari anggota-
anggotanya). Ternyata sebagian besar dari anggota kabinet ini adalah pendukung
unitarisme (kesatuan). Karena itu tidak beberapa lama setelah RIS berdiri,
gerakan-gerakan untuk membubarkan negara federal dan membentuk negara
kesatuan telah ada. Gerakan tersebut makin lama makin kuat. Apalagi
pembentukan negara federal tidak berdasarkan landasan konsepsional yang kuat.
Pembentukan negara federal pada awalnya hanya merupakan tindak lanjut dari
usaha Belanda untuk menghancurkan RI. Karena itu banyak mendapat tantangan
dari sebagian besar rakyat RI.
Bahkan ternyata di kalangan negara-negara bagian bentukan Belanda pun ada
gerakan yang kuat untuk menentang bentuk negara federal tersebut. Mereka
menginginkan menegakkan kembali negara kesatuan RI. Negara Indonesia Timur
dan Negara Sumatera Timur dengan tegas menyatakan keinginannya untuk
bergabung dengan RI. Kedua negara bagian tersebut kemudian menyerahkan
mandatnya pada Pemerintah RIS untuk mengadakan pembicaraan mengenai
pembentukan Negara Kesatuan dengan Pemerintah RI. Setelah ditandatanganinya
Piagam Persetujuan antara Pemerintah RIS dan pemerintah RI tanggal 19 Mei
1950, pembentukan Negara Kesatuan direalisasi. Kemudian dibentuk Panitia
Gabungan RIS – RI yang bertugas merancang UUD Negara Kesatuan yang
diselesaikan pada 20 Juli 1950. Rancangan UUD ini ditandatangani oleh Presiden
Soekarno 15 Agustus 1950 yang kemudian dikenal sebagai Undang-Undang Dasar
Sementara