Page 13 - Lafran Pane
P. 13

Lafran sebagai anak yang berkepribadian baik, ayahnya memberikan pendidikan

        agama sebelum Lafran mengenal bangku sekolah
               Melalui ajaran dan didikan dari gurunya yang bernama  Malim   Mahasan,

        Lafran Pane belajar tentang Sifat Wajib Allah yang disebut dengan Sifat Dua
        Puluh.  Lafran Pane juga belajar membaca  al-Quran, dalam  bahasa Tapanuli

        disebut dengan Alif-Alif. Pembelajaran agama dimaksudkan untuk membekali
        Lafran Pane pemahaman tentang keagamaan. Pentingnya pemahaman agama bagi

        anak-anaknya disadari oleh ayahnya. Berkat pembekalan agama oleh sang guru,
        diri Lafran Pane terisi jiwa keagamaannya. Sayangnya hal itu tidak berlangsung

        lama, namun pembelajaran itu terus membekas dalam diri Lafran hingga dewasa.
               Usai umur Lafran mencukupi untuk masuk dunia pendidikan di

        sekolah, Lafran memulai pendidikannya di Pesantren Muhammadiyah Sipirok.
        Setelah itu, Lafran melanjutkan sekolahnya di sekolah desa selama tiga tahun.

        Karena  suatu keadaan,  dua-duanya tidak berhasil  ditamatkan oleh  Lafran.
        Lafran kemudian pindah ke Sibolga dan masuk kesekolah HIS Muhammadiyah.

        Setelah menyelesaikan sekolahnya, Lafran kembali kekampung halamannya dan
        melanjutkan  sekolahnya  hingga lulus  di sekolah  Taman Antara dan Taman

        Dewasa di Medan. Pada tahun 1937 atas permintaan kakaknya, Lafran pindah ke
        Batavia (Jakarta) dan melanjutkan sekolahya hingga lulus dari Taman   Dewasa

        Raya. Dimasa sekolahnya, Lafran dikenal sebagai murid yang cerdas. Namun,
        Lafran  juga dikenal  sebagai murid  yang sangat nakal.  Kenakalannya

        sering  membawanya berhadapan dengan meja hijau.  Jiwa kenakalannya
        membawa  orang-orang yang ada  disekitarnya terkadang harus ikut turun

        untuk  mengatasi masalahnya. Masalah  yang sering  dibuatnya selalu
        membawa Lafran untuk membayar denda. Beruntung ada yang membela dan

        membayarkan dendanya, salah satunya oleh gurunya sendiri yaitu Mr. Wilopo.



                B       Masa Remaja Lafran



               Dalam perjalanan    hidupnya,   Lafran   Pane   pernah   berurusan dengan
        tentara  Jepang.  Tepat  pada  tanggal  8 Maret 1942,

        Lafran   Pane    kembali ke   kampung   halamannya                           Mengeksplorasi
        sebagai pokrol  untuk  Jepang. Akan  tetapi, Lafran                      Sebutan Pokrol pada masa

        kemudian  dituduh  memberontak kepada Jepang      Jepang   disebut     sebagai
        yang membawanya mendapatkan hukuman mati.                                pembela      Jepang   dalam
                                                                                 pengadilan.  Jika sekarang
        Berkat     pengaruh      kuat     ayahnya    di   Padang                 disebut  sebagai pengacara,
        Sidempuan, Lafran lolos dari hukuman   tersebut.                         advokat,   atau orang yang
                                                                                   pandai berbantah.
        Namun,    iya   harus    pergi meninggalkan kampung


                                                                                            Lafran Pane             11
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18