Page 165 - Pembelajaran Vokasi di Perguruan Tinggi - Agunawan Opa
P. 165
melalui ruang kelas atau ruang kuliah. Semua program WBL
menggunakan berbagai alat untuk membantu dan
meningkatkan kegiatan pembelajaran terpandu. Pendekatan
pembelajaran 'campuran' ini memungkinkan program WBL
disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi siswa, sambil
tetap beroperasi dalam kerangka akademis. WBL adalah cara
praktis dan sukses untuk menciptakan pembelajaran tingkat
universitas yang terkait langsung dengan tempat kerja.”
Pembelajaran berbasis kerja diaktualisasikan sesuai dengan
konsepsi yang memadai atau efektif dari perspektif peneliti sehingga
dapat menciptakan kapabilitas suatu gagasan. Sudut pandang yang
lebih luas dan relevan dengan WBL di tingkat perguruan tinggi dapat
mempertimbangkan jenis dan tingkat masalah yang dihadapi oleh
praktisi dan memungkinkan perincian masalah untuk negosiasi.
Terkait dengan segala aspek pengembangan karir, komponen
WBL (Ugochukwu, 2013) dalam (Ambiyar et al., 2019) memaparkan
siswa pada berbagai pengaturan pekerjaan untuk membantu mereka
dalam proses pengambilan keputusan tentang arah karir dan
pekerjaan masa depan mereka. Fokus WBL juga diklasifikasikan
menjadi kerja sama, kunjungan lapangan, pekerjaan bayangan,
kewirausahaan, magang, pengalaman klinis dan magang pemuda.
David Boud (Boud & Solomon, 2003) dalam (Ambiyar et al.,
2019) mendeskripsikan bahwa program-program WBL secara tipikal
memiliki karakteristik:
1. Merupakan kemitraan antara organisasi eksternal dengan institusi
pendidikan yang ditetapkan dengan kontrak;
2. Pembelajar dilibatkan sebagai pekerja (dengan membuat
perencanaan belajar yang dinegosiasikan);
3. Program pembelajaran dirumuskan dari kebutuhan tempat kerja
dan peserta, dan tidak hanya dari kurikulum akademik yang telah
disusun;
4. Program pembelajaran diadaptasi secara individu setiap
pembelajar sesuai pengalaman pendidikan/kerja/latihan mereka
sebelumnya;
154