Page 86 - Pembelajaran Vokasi di Perguruan Tinggi - Agunawan Opa
P. 86

usaha  dan  industri.TVET  diukur  dari  nilai-nilai  investasi  pendidikan
                     sebagai investasi ekonomi. Kemudian muncullah teori Human Capital
                     dimana  manusia  diteguhkan  sebagai  modal  utama  pembangunan.
                     Sumber  daya  manusia  harus  dididik  dan  dilatih  agar  mampu
                     berkompetisi memenangkan persaingan dalam memperebutkan pasar
                     kerja.

























                           Gambar 1. Segitiga Filosofi TVET (Putu Sudira, 2017)
                            Gambar  di  atas  pada  sisi  esensialisme  menjelaskan  bahwa
                     TVET  adalah  pendidikan  dan  pelatihan  yang  bertujuan  untuk
                     memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja. Kurikulum TVET diorganisir
                     secara  sekuensial,  berpusat  pada  kebutuhan  pelatih  terkait
                     pengalamannya  dalam  suatu  bisnis  atau  industri.  Kurikulum  TVET
                     dikembangkan  berbasis  standar  kompetensi  kerja  dunia  kerja.  Ciri
                     lainnya bahwa sistem pendidikannya memisahkan antara pendidikan
                     akademik  dan  vokasional.  TVET  Indonesia  saat  ini  mencerminkan
                     filosofi esensialisme dimana Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
                     (KKNI) memisahkan pendidikan akademik dan vokasional.

                            Pada sisi pragmatisme ditunjukkan bahwa tujuan TVET adalah
                     untuk  memenuhi  seluruh  kebutuhan  diri  individu  seseorang  dan




                                                      75
   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91