Page 83 - Pembelajaran Vokasi di Perguruan Tinggi - Agunawan Opa
P. 83

mengutamakan  pendekatan  pendidikan  dan  pelatihan  vokasi  yang
                     baru dan inovatif. Tentunya hal ini bisa menjadi peluang dan tantangan
                     sekaligus  bagi  dunia  pendidikan  Indonesia  khususnya  pendidikan
                     vokasional  yang  selama  ini  banyak  diwacanakan  tapi  belum  jadi
                     kebijakan  yang  tegas  dari  menteri-menteri  sebelumnya,  walaupun
                     garapannya sudah ada yang merintis, tapi bobot kuantitasnya masih
                     perlu ditambahkan, terutama pada jenjang pendidikan tinggi.
                            Dalam  acara  dalam  acara  Fasilitasi  Hubungan  Kehumasan
                     Kemendikbud, Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) di
                     Kuta,  Bali.  Kepala  BKLM  Ade  Erlangga  mengungkapkan  kebijakan
                     Menteri Pendidikan dan Kebudayan, Nadiem Anwar Makarim bahwa
                     untuk  mengembangkan  pendidikan  di  Indonesia  yang  terdiri  dari  5
                     kebijakan. Dan merujuk pada kebijakan tersebut, lebih mengacu pada
                     filsafat pragmatisme karena landasan berpikir dari kebijakan-kebijakan
                     tersebut  cenderung  menggunakan  konsekuensi-konsekuensi  praktis
                     untuk  menentukan  nilai-nilai  kehidupan,  khususnya  dalam  ranah
                     pendidikan atas kondisi Indonesia yang saat ini sedang berada pada
                     perjalanan era industri 4.01. terutama dalam menetapkan kebijakan
                     keempat  yaitu  semua  kegiatan  pemerintah  berorientasi  pada
                     penciptaan  lapangan  kerja  dengan  mengutamakan  pendekatan
                     pendidikan dan pelatihan vokasi yang baru dan inovatif. (Hambali et
                     al., 2020).

                            Masih dikutif dari (Hambali et al., 2020) Pragmatisme adalah
                     aliran filsafat modern yang lahir di Amerika pada akhir abad 19 hingga
                     awal abad 20. Filsafat ini lebih cenderung lebih banyak mengabaikan
                     unsur-unsur metafisik tradisional dan lebih banyak terarah pada hal-
                     hal yang pragmatis kehidupan. Pragmatis lahir di tengah-tengah situasi
                     sosial Amerika yang dilanda berbagai problem terkait dengan kuat dan
                     masifnya  urbanisasi  dan  industrialisasi.  berakhirnya  perang  dunia
                     pertama  dengan  korban  sekitar  8,4  juta  jiwa  secara  tidak  langsung
                     telah  melahirkan  dampak  psikologis  yang  begitu  luas  dan  memicu
                     terjadi berbagai perubahan-perubahan bangsa, khususnya para filsuf
                     di  dalam  menyadari  hidup  dan  kehidupan  yang  ada.  Eropa  abad
                     pertengahan  kehilangan  Utopia  hidupnya  mulai  dari  moralitas  serta



                                                      72
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88