Page 125 - TOKSOPLASMOSIS-pada-Hewan
P. 125

A.  Polymerase Chain Reaction (PCR)
                 Metode ini terbukti efektif untuk mendiagnosa toksoplasmosis.
            PCR merupakan metode yang sensitive dan spesifik serta relative
            cepat dalam mendiagnosa toksoplasmosis menggunakan sampel klinis

            seperti cairan serebrospinal, darah, biopsy jaringan, cairan amnion dan
            urin (James et al., 1996; Fuentes et al., 1996).
                 Perkembangan PCR telah memberikan kemungkinan dalam
            deteksi toksoplasmosis ataupun spesies parasit yang lain. Keberhasilan
            dari teknik ini tidak lepas dari bantuan DNA polymerase yang tahan

            pada temperatur tinggi yang diproduksi oleh bakteri Thermus aquaticus.
            Diagnosa dengan teknik PCR banyak digunakan pada toksoplasmosis
            kongenital dan pasien imunosupresif (Montoya dan Liensenfeld,
            2004; Roberts dan Janovy, 2000). Untuk meningkatkan sensitivitas
            diagnostik molekuler toksoplasmosis juga telah diperkenalkan yaitu
            nested PCR, meskipun dalam beberapa tahun terakhir  real-time
            PCR telah menunjukan sensitivitas serta spesifitas yang jauh lebih

            tinggi (Edvisson et al., 2006). Deteksi Real-time PCR juga memiliki
            kemampuan  untuk  menghitung  T.  gondii  dalam  sampel  biologis
            (Djurkovic-Djakovic et al., 2012).



























          116  Toksoplasmosis pada Hewan
   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130