Page 40 - TOKSOPLASMOSIS-pada-Hewan
P. 40
32 merozoit yang masuk ke dalam lumen usus dan menembus sel epitel
usus di sekitarnya. Merozoit tersebut selanjutnya akan mengalami
proses pembentukan gamet atau gametogoni yang akan menghasilkan
mikrogamet (gamet jantan) dan makrogamet (gamet betina). Apabila
kedua gamet tersebut bersatu, maka terjadilah zigot atau bentukan
yang dinamakan oosista. Oosista tersebut selanjutnya akan keluar
bersama dengan feses yang masih non infektif. Melalui suatu proses
yang dinamakan sporulasi, oosista tersebut akan berkembang menjadi
sporoblas yang di dalamnya masing-masing mengandung sporosista.
Sporosista tersebut masing-masing akan membelah diri lagi untuk
menghasilkan 4 sporozoit, sehingga di dalam 1 oosista terdapat 8
sporozoit (Desmonts, 1990). Gametosit sendiri pembentukannya
berlangsung di dalam usus halus selama 3 sampai 15 hari setelah
infeksi terjadi. Periode yang dibutuhkan mulai dari masuknya oosista
atau parasit ke dalam tubuh hospes hingga terjadinya gejala klinik atau
periode prepaten dari toxoplasma adalah 20-40 hari. Perkembangan
selanjutnya akan berakhir di dalam usus kucing, yaitu dengan
terbentuknya oosista (Soulsby, 1982). Untuk berkembang menjadi
oosista di dalam tubuh kucing dapat memerlukan yang lebih singkat,
apabila infeksi yang terjadi berupa penelanan sistozoit atau bentuk
bradizoitnya, yaitu berkisar antara 3-21 hari. Apabila kucing tersebut
menelan bentuk takizoit, maka perlu waktu 19-48 hari (Cheng, 1986).
Siklus perkembangan Toxoplasma gondii akan lebih sempurna apabila
kucing memakan jaringan atau daging dari hospes perantara yang
mengandung sista jika dibanding menelan oosista dari tanah. Dengan
demikian, maka jumlah oosista yang dikeluarkan bersama kotoran
kucing akan lebih banyak setelah menelan sista jaringan apabila
dibanding dengan menelan oosista yang bersporulasi (Dubey, 1994).
Toksoplasmosis pada Hewan 31