Page 204 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 204
Pemikiran Masri Singarimbun
ditugasi untuk menangani suku terasing yang berasal dari
lingkungan hutan. Mereka dimukimkan dalam kampung baru
yang dilengkapi berbagai fasilitas. Berbeda dengan tiga depar-
temen di atas Depdagri melaksanakan proyek “resettlement”
petani peladang berpindah. Mereka dipindah ke luar lingkungan
asal mereka yaitu hutan yang sudah dijadikan sebagai lokasi
beroperasinya industri perhutanan modern. Akibat industri
perhutanan modern ini segera terlihat beberapa tahun kemudian.
Dalam waktu delapan tahun sejak 1982 di Kalimantan laju
kerusakan hutan diperkirakan seluas 610,9 ribu hektar per tahun,
maka pada tahun 1990 kerusakan hutan Kalimantan mencapai
136
sekitar 4887,2 ribu hektar .
Bahwa kelompok komunal tertentu dan tanah yang didiami-
nya mempuanyai kaitan yang tidak dapat dipisahkan. Tanah
adalah tempat tinggal mereka dan memberikan penghidupan
kepada persekutuan. Jenazah nenek moyang mereka dikuburkan
di tempat itu dan mereka percaya nenek moyang mereka akan
menjadi pelindung bagi mereka. Dengan demikian, tindakan
memindah begitu saja orang-orang dayak pedalaman sama
dengan mencabut seluruh relasi hidup, kebudayaan, dan pera-
daban yang telah mereka bangun ratusan tahun jauh bahkan
sebelum negara ini berdiri. Di sinilah letak dilema dan persoalan
yang tarik menarik antara kepentingan pembangunan nasional
dan hak hidup masyarakat dayak. Pemerintah dan khususnya
Kanwil Pertanahan Propinsi Kalimantan Timur pada saat itu
berpendapat bahwa persekutuan hukum masyarakat dayak tidak
ada lagi. Kanwil tersebut menyebut bahwa upaya menarik-narik
136 Ibid., hlm. 58-60
185