Page 220 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 220

Mubyarto dan Ilmu Ekonomi yang Membumi
               kusumo), memiliki pandangan sendiri mengenai apa yang sedang
               terjadi. Menurutnya, kenaikan produksi padi pada saat itu adalah
               dikarenakan membaiknya harga komoditas pertanian sepanjang perio-
               de sebelumnya. Membaiknya nilai tukar ini, menurut Mubyarto,
               membuat para petani terpacu untuk meningkatkan produktivi-
               tasnya. Perbaikan harga menjadi daya rangsang yang luar biasa
               yang mendorong petani menanam padi. Atau, menurut cuplikan
               Tajuk Rencana Pedoman,


                   “… Dr. Mubyarto mengemukakan bahwa orang kebanyakan lupa, bahwa
                   harga beras yang sangat melonjak pada akhir tahun 1967 dan awal 1968
                   adalah terlalu menarik bagi petani produsen beras. Sehingga mereka ber-
                   usaha sekuat-kuatnya untuk meningkatkan produksi beras tahun 1968 dengan
                   harapan harga akan minimal sama dengan harga-harga awal tahun 1968 itu.
                   …
                   Harga yang tinggi pada sesuatu tahun tertentu, selalu diikuti oleh produksi
                   yang tinggi tahun berikutnya, sedang harga merosot selalu diikuti produksi
                   yang rendah, demikian Dr. Mubyarto.” 4

                   Pandangan Mubyarto, yang membuat determinasi soal keter-
               kaitan antara nilai tukar dengan produktivitas petani, secara jelas
               menunjukkan keberpihakannya terhadap rakyat tani, terutama
               dalam posisi mereka sebagai produsen. Keberpihakan ini tidak
               hanya di level praksis-kebijakan, sebagaimana misalnya bisa kita
               baca dari kumpulan memorandum yang dia buat untuk menteri
               perdagangan,  melainkan—sebagaimana akan dibahas nanti oleh
                          5
               bab ini—keberpihakan itu dia bawa hingga ke level episteme keil-
               muan, sesuatu yang di kemudian hari membuat namanya identik



                   4  Hutabarat, ibid., hal. 95.
                   5  Mubyarto, Kebidjaksanaan Beras di Indonesia; Kumpulan Memorandum
               untuk Menteri Perdagangan Republik Indonesia, September 1968-September 1969
               (Yogyakarta: Biro Penelitian Ekonomi Fakultas Ekonomi UGM, 1969.

                                                                  201
   215   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225