Page 36 - Pemikiran Agraria Bulaksumur Telaah Awal atas Pemikiran Sartono Kartodirdjo Masri Singaarimbun dan Mubyarto
P. 36

Membaca Ulang Sartono Kartodirdjo
                   Bentuk pentradisian atas kajian agraria yang telah lama
               tumbuh subur di lembaga perguruan tinggi salah satunya adalah
               di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Universitas ini memliki
               keterlibatan panjang sejak turut berkontribusi dalam penyusunan
               hukum agraria nasional (UUPA) pada tahun 1947 sampai dengan
               riset-riset agraria yang lahir dari Fakultas Pertanian, Fakultas
               Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Ekonomi, serta
               Fakultas Sastra dan Kebudayaan. Melalui sejarah sosial yang
               dikembangkan di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra dan Kebuda-
               yaan (kini Fakultas Ilmu Budaya), lembaga ini tidak henti-hen-
               tinya menyeriusi perjalanan sejarah pedesaan dari mulai periode
               kolonial hingga Orde Baru bahkan sampai dengan periode
               kontemporer. Dikaji juga tentang masalah kemiskinan pedesaan
               dan agraria, pelaksanaan landreform lokal, dan sejarah pedesaan.
                   Pentradisian dalam studi sejarah ini tidak dapat dilepaskan
               dari nama Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo. Beliau merupakan
               sejarawan perintis di Indonesia sehingga menerima julukan
               sebagai Begawan Sejarah Indonesia atau Guru Utama Sejarah
               Indonesia. Karya-karyanya sangat berpengaruh, mulai dari
               bangunan historiografi Indonesia dan bagaimana perspektif In-
               donesia-sentris digunakan, konsep-konsep dalam melihat
               periodisasi sejarah Indonesia (gagasan integrasi), metodologi
               sejarah dan topik sejarah pedesaan dan gerakan sosial. Hasil
               kajiannya dalam sejarah agraria maupun metodologi sejarah
               sangat berpengaruh hingga kini. Bisa dikatakan bahwa hampir
               tidak ada satupun sejarawan yang berkarir maupun lulus studi
               dari UGM yang tidak mendasarkan diri pada bangunan
               metodologi yang telah disusunnya. Untuk menyebut beberapa
               nama muridnya yang sedikit banyak mendapat pengaruh dari
               beliau adalah: Prof. Dr. Djoko Suryo, Prof. Dr. Suhartono, Prof.

                                                                    17
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41