Page 216 - pengadaan tanah CNVRT.cdr
P. 216

Kerangka  regulasi  pengadaan  tanah  di  Malaysia  juga
           dipengaruhi oleh kebijakan sistem ekonomi yang ditetapkan.
           Era pertama yakni kebijakan pengadaan tanah yang ditetapkan
           di  tahun 1960, dan  pasca penetapan  regulasi  tersebut
           pemerintah  menetapkan  New Economic Policy/NEP.  Hal  ini
           dipicu karena pada tahun 1969 telah terjadi puncak kerusuhan
           dikarenakan  munculnya kesenjangan  ekonomi antara ras
           Melayu dengan Tionghoa. Dengan kerusuhan tersebut, maka
           pemerintah  menerapkan  New Economic Policy (NEP)  yang
           diterapkan  dari tahun  1971  hingga  1990.  Kebijakan tersebut
           cukup mempengaruhi sekat kesenjangan antar ras di Malaysia.
           Dengan berakhirnya kebijakan NEP maka pemerintah Kembali
           menerapkan kebijakan sistem perekonomian dengan menganut
           NDP (National Development Policy) yang diterapkan di tahun
           1991 hingga tahun 2000. Dan dengan ditetapkannya kebijakan
           baru,  pemerintah  juga menerapkan  sistem  pengaturan
           pengadaan tanah baru yang ditetapkan pada tahun 1990. Skema
           kebijakan ekonomi yang diambil yakni NEP mampu menekan
           angka  kesenjangan  ekonomi antar  berbagai ras  di  Malaysia,
           begitupun  NDP  juga  mampu menekan  angka  ketimpangan
           meski mengalami sedikit kenaikan jika dibandingkan dengan
           kebijakan NEP. Hal ini dikarenakan di dalam NDP pemerintah
           juga  menekankan  percepatan  pertumbuhan  perekonomian
           negara, yang alhasil justru di satu sisi memunculkan kenaikan
           ketimpangan  ekonomi masyarakat.  Gambaran  kesenjangan
           yang terjadi mendasarkan pada dua konsep sistem ekonomi
           NEP dan NDP yang diterapkan pemerintah Malaysia disajikan
           pada gambar berikut.








                                      Praktik Pengadaan Tanah di Beberapa Negara  187
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221