Page 277 - pengadaan tanah CNVRT.cdr
P. 277

pengadaan  tanah  yang  sudah  berlangsung,  seringkali
          masyarakat yang harus menanggung dampak buruk terhadap
          ketidakberlanjutan kehidupan maupun problematika di dalam
          memperoleh  permukiman sebagai  kebutuhan  dasar mereka
          (Fernandes  2008;  Levien  2011;  Suradi  2012;  Goswami 2019;
          Lakhia  2019).  Meskipun  di  dalam UU  Nomor  2  Tahun  2012
          maupun  di dalam Pasal 76 Peraturan Pemerintah Nomor  19
          Tahun 2021  telah  diatur bahwasanya bentuk  ganti  kerugian
          yang  diberikan  kepada  masyarakat  dapat  berupa uang,
          tanah dan permukiman kembali, kepemilikan saham ataupun
          bentuk  lain  yang  disepakati  bersama, namun  dalam  praktik
          di  lapangan  bentuk  ganti  kerugian  yang  seringkali  diberikan
          kepada masyarakat masih sebatas pada ganti kerugian berupa
          uang. Bentuk  ganti  kerugian  uang  ini  dalam  beberapa  kajian
          menunjukkan dapat habis dalam jangka lebih pendek, uang juga
          hanya  sebatas  alat  tukar  yang  belum  mampu menggantikan
          beberapa nilai  intangible yang dikorbankan  dari tanah  yang
          dilepaskan (Biswas 2020).

             Pengadaan  tanah  dalam skala  besar, sebagai  contohnya
          yang  terjadi  dalam pembangunan  bandara Yogyakarta
          International  Airport  (YIA), berdampak terhadap dengan
          dampak  terhadap  masyarakat  yang  berjumlah  banyak,
          jumlah tanah yang jauh lebih luas, infrastruktur serta sarana
          prasarana  yang  lebih  banyak, dan  berdampak terhadap
          kondisi  masyarakat  yang  beragam (pekerjaan,  pendidikan,
          keterampilan,  luas  kepemilikan/penguasaan  tanah,  status
          pemilikan/penguasaan, kepemilikan modal/aset, dsb). Kondisi
          yang beragam ini tentunya menimbulkan dampak yang akan
          dirasakan oleh setiap individu yang akan berbeda-beda (Goulet
          2005; Ghatak et.al 2013; Shee & Maiti 2018). Terhadap kondisi




        248   Pengadaan Tanah di Indonesia dan Beberapa Negara dari Masa ke Masa
   272   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282