Page 225 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 225
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
yang ketat antarnegara. Oleh sebab itu, kita harus terus menerus
berusaha untuk mengurangi ketertinggalan.
Demikianlah beberapa pandangan dan prinsip pendidikan
Mohammad Syafei lebih kurang setengah abad yang lalu yang tetap
relevan dengan masa sekarang. Hal inilah yang ingin Syafei wujudkan
dalam Ruang Pendidik INS Kayutanam untuk menghasilkan manusia-
manusia yang percaya diri, mandiri, punya harga diri, suka bekerja
keras untuk kesejahteraan diri dan bangsanya. Prinsip-prinsip
pendidikan Syafei tersebut sungguh sangat layak diteladani oleh
generasi pendidik dan anak didik di era sekarang dalam rangka
mengembangkan dan menguatkan karakter dan mental bangsa.
3.15. Pemikiran Pendidikan Mohammad Sjafei
Pendidikan untuk apa? Itulah pertanyaan filosofis yang paling
mendasar tentang hakekat pendidikan yang digagas Mohammad
Sjafei. Kalau pertanyaan ini diajukan ke kasus pendidikan kolonial:
”pendidikan untuk apa”, maka jawabannya sudah jelas, yakni–sesuai
dengan paradigma pendidikan kolonial–untuk memelihara status quo
kekuasaan kolonial. Pendidikan dalam paradigma kolonial tidak lain
dimaksudkan sebagai alat atau tempat latihan bagi anak-anak
bumiputra terpilih untuk kemudian menjadi perpanjangan tangan
kekuasaan Belanda.
Namun apabila pertanyaan itu diajukan Mohammad Sjafei
dengan “Ruang Pendidik INS”, maka kita akan menemukan semacam
paradigma pendidikan yang sama sekali lain dan bahkan
bertentangan dengan paradigma pendidikan kolonial. Bagaimana
filosofi pendidikan INS dikonstruksikan akan terlihat dari paradigma
pendidikan yang dirumuskannya. Ia terdiri dari sejumlah unsur
pemikiran yang satu sama lain bertalian menjadi suatu sistem, yakni
sistem berfikir tentang (1) tujuan pendidikan; mengapa tujuan itu
harus dirumuskan seperti itu; apa latar belakang atau asumsinya; (2)
bagaimana misinya untuk mencapai tujuan itu dirumuskan (4)
bagaimana pendidian itu dikelola; (5) apa instrumennya dan apa saja
213