Page 222 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 222

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                peserta didik berdialog dengan para pendidik dan berdialog dengan
                alam sekitarnya. Untuk tugas tersebut peserta didik mengembangkan
                potensi  sebagai  pemain  di  dalam  dialog  dengan  alam  sekitarnya.
                Tidak  mengherankan  apabila  kampus  INS  Kayutanam    bukannya
                hanya  berisi  ruang-ruang  kelas  yang  kaku,  tetapi  juga  bengkel-
                bengkel kerja, area pertanian dan perikanan, sarana olah raga, sarana
                beribadah dan juga berbagai sarana untuk berbagai kegiatan dimana
                masyarakat sekitar ikut serta di dalamnya.

                       Tujuan  pendidikan  Ruang  Pendidikan  INS  Kayutanam  adalah
                untuk  mengembangkan sifat  kemanusian  yang tinggi,  aktivitas  yang
                besar,  mengembangkan  daya  kreativitas  bahkan  mencipta  sesuatu
                yang  baru  dan  meniru  bebas,  tatacara  hidup  yang  demokratis,
                jasmani  yang  sehat,  keuletan,  ketajaman  berpikir  secara  logis  dan
                perasaan  yang  halus  serta  peka.  Inilah  gambaran  seorang  arif  yang
                bukan  saja  pandai  tetapi  juga  berbudi  luhur.  Oleh  sebab  itu  pula,
                sistem  pendidikan  Ruang  Pendidik  INS  Kayutanam  mempunyai
                asrama sebagai arena pembentukan watak peserta didiknya.
                       Kedua,  adalah  seni.  Pada  umumnya,  di  dalam  kurikulum
                modern,  seni  merupakan  pelajaran  yang  kurang  penting,  sekedar
                pengisi  waktu  dan  dianggap  tidak  begitu  bermanfaat,  apalagi  di
                dalam  program  untuk  mengejar  dan  memperoleh  ijazah  formal.  Di
                dalam  Ruang  Pendidik  INS  Kayutanam,  seni  merupakan  bagian
                integral dalam pembentukan kepribadian peserta didik. Seni adalah
                bagian  kehidupan  manusia.  Intelektualisme  yang  merupakan  ciri
                pendidikan kolonial pada waktu itu diimbangi dengan pendidikan seni
                yang  sangat  penting  dan  merupakan  bagian  yang  tidak  terpisahkan
                dari  upaya  mengembangkan  manusia  yang  berwatak  dan  berbudi
                pekerti yang halus. Program-program kesenian merupakan program
                yang  tak  terpisahkan  dalam  kurikulum  INS  Kayutanam  seperti
                menggambar,  melukis,  seni  suara,  dan  berbagai  jenis  kesenian
                lainnya.  Ternyata  jauh  sebelum  lahirnya  konsep-konsep  Emotional
                Quotient (EQ), perkembangan antara otak kiri dan otak kanan, Moh.
                Syafei  telah  mengantisipasi  suatu  pendidikan  yang  lebih  sempurna
                dari sekedar pengembangan intelektual manusia.



                210
   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227