Page 224 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 224

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                Oleh  sebab  itu,  yang  kita  perlukan  adalah  kecerdasan  praktis,
                kemauan  kerja  keras,  kemauan  untuk  berjuang,    keluwesan
                pergaulan, dan kejujuran;  kedua, alam Indonesia kaya raya. Namun
                demikian,  menurut  Syafei,  bangsa  Indonesia  belum  sepenuhnya
                menikmati  kekayaan  alamnya  karena  kita  tidak  mempunyai
                kemampuan  untuk  mengolah  kekayaan  sendiri,  sehingga  dengan
                demikian bangsa lain yang menikmatinya. Oleh sebab itu, pendidikan
                kita harus belajar dari hal-hal yang telah dialami bangsa lain sehingga
                kita  dapat  memperkecil  kesenjangan  (gap)  dengan  bangsa-bangsa
                yang telah maju.

                       Ketiga,  letak  negara  Indonesia  yang  sangat  strategis.  Hal  ini
                meminta  kepada  bangsa  Indonesia  betapa  pentingnya  untuk
                mempunyai  kemampuan  yang  dapat  bersaing  agar  tidak  menjadi
                serbuan dominasi bangsa-bangsa asing yang kuat. Keempat, dominasi
                pengaruh asing. Dalam hal ini, Syafei pernah mengatakan bahwa kita
                tidak  usah  malu  mempelajari  dari  bangsa  lain  hal-hal  yang  terbaik,
                sedangkan yang ada dalam diri sendiri jangan dipandang rendah dan
                tidak bermutu. Ini artinya, kita kehilangan kepercayaan akan identitas
                diri kita sendiri. Juga yang merupakan kekhawatiran kita ialah sikap
                mental  bangsa  asing  yang  mau  bekerja  keras.  Inilah  yang  perlu
                diteladani  dari  Syafei.  Kelima,  faktor-faktor  sosiologis.  Menurut
                pengamatan  Syafei,  bangsa  Indonesia  cenderung  menyerah  pada
                takdir. Kemelaratan dianggap sebagai takdir. Sikap ini perlu diubah.
                Kita mencari yang lebih dari yang kita perlukan, supaya kelebihannya
                dapat  digunakan  untuk  menolong  orang  lain.  Selain  itu,  hubungan
                yang terlalu menggantungkan diri kepada orang lain seperti kepada
                hubungan  kekeluargaan  yang  cenderung  menghalangi  kemajuan
                orang  lain.  Oleh  sebab  itu,  bangsa  kita  harus  dididik  pada  sikap
                kemandirian  dan  tidak  malas  dan  menggantungkan  diri  kepada
                keluarga.  Pandangan  hidup  pemurah  dan  memberi  perlu
                ditingkatkan,  sedangkan  mudah  meminta  bantuan  sebelum  bekerja
                keras perlu diubah sejak kecil. Keenam, bangsa dan negara kita harus
                mengurangi ketertinggalan. Pandangan ini sangat melihat ke depan,
                apalagi dunia yang mengglobal dewasa ini dengan adanya persaingan




                212
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229