Page 217 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 217
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
kemerdekaan dan dapat melihat kehidupan rakyat terjajah, maka
mereka akan ikut secara sadar dalam setiap gerakan mencapai
Indonesia Merdeka. Melalui pendidikan, rakyat dapat mempunyai
ideologi politik dan dapat mengetahui sasaran untuk diperjuangkan.
Pendidikan kemerdekaan yang diberikan Engku Mohammad Syafei
melalui INS adalah kemerdekaan dalam arti yang luas, yaitu
kemerdekaan berpikir, berbuat, menentukan pilihan, dan berpikir
berdasarkan kenyataan.
INS juga memberikan pendidikan yang sesuai dengan
masyarakat, yang bertentangan dengan tujuan pendidikan
pemerintah Hindia Belanda yang hanya ingin mendapatkan tenaga
terdidik yang murah untuk kepentingan mereka. Engku Mohammad
Syafei menyadari, walaupun jumlah sekolah banyak didirikan
Belanda, tetapi pada hakikatnya adalah untuk kepentingan mereka.
Cara tradisional dalam menyelenggarakan pendidikan dengan
tujuan intelektualistis semata, tidaklah sesuai dengan perkembangan
jiwa anak Indonesia. Sistem tersebut hanya akan mendidik anak
Indonesia menjadi robot pemerintah Hindia Belanda yang
melaksanakan kepentingan Belanda di Indonesia. Otak anak didik
hanya diisi dengan bermacam pengetahuan yang kegunaannya bagi
kehidupan masyarakat Indonesia belum tentu bermanfaat. Dasar
pendidikan tersebut jauh berbeda dengan kenyataan hidup
masyarakat Indonesia, pendidikan yang diselenggarakan Belanda
tidak sesuai dengan kebutuhan bangsa Indonesia.
Perjuangan Syafei membangun Ruang Pendidik Kayutanam
dilakukan secara bertahap. Saat ruang pendidik tersebut mulai
dipimpinnya, semua alat-alat dan keperluan pelajaran sangatlah
sederhana dan penuh kekurangan. Murid-muridnya yang pertama,
sebanyak 110 orang, tidak duduk di bangku, melainkan di atas tikar.
Keadaan seperti itu berlangsung selama 9 bulan. Setelah itu, secara
bergotong royong, murid-murid mendirikan sebuah bangsal yang
sederhana di tengah-tengah kebun kopi. Bangsal tersebut dijadikan 4
kelas dimana saat itu muridnya sudah bertambah menjadi 200 orang.
Murid-murid INS kemudian berhasil membuat bangku-bangku yang
205