Page 83 - TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
P. 83
TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA
tradisional yang kedudukannya semata-mata berdasarkan kelahiran
dan keturunan.
Ketimbang menjadi pangreh praja, priyayi baru lebih memilih
posisi-posisi baru yang tersedia di kota-kota, seperti guru, jurnalis,
dan intelektual. Memang, priyayi baru berasal dari latar belakang
priyayi lama. Kebijakan pemerintah Belanda dibuat untuk memberi
kesempatan kepada keluarga priyayi memperoleh pendidikan. Tetapi,
pengalaman belajar di sekolah Dokter-Jawa mendorong mereka
untuk masuk dalam heterogenitas masyarakat perkotaan, di mana
mereka berbaur dengan gaya hidup peranakan Cina dan Arab, Indo-
Eropa (Erasia), dan kelompok santri. Akibatnya, mereka mulai
memisahkan diri dari akar budaya yang menjadi asal-usul mereka.
Mereka tampil sebagai kelompok yang secara kritis menggugat
5
otoritas priyayi lama. Lebih dari itu, dengan latar belakang sosio-
budaya ini, mereka juga tampil ke panggung diskursus yang tengah
berkembang saat itu, dengan memperkenalkan ide kemajuan
(progress) bagi rakyat Hindia Belanda.
Dalam diskursus kemajuan ini, Abdul Rivai (1871-1932),
seorang lulusan Sekolah Dokter-Jawa, memegang peraan penting.
Dengan Bintang Hindia—majalah berbahasa Melayu yang dia
terbitkan di Belanda pada 1902—Abdul Rivai terlibat tidak hanya
dalam advokasi tentang kebutuhan, tetapi juga perumusan gagasan
kemajuan untuk rakyat Hindia Belanda. Didesain dalam kerangka
Politik Etis, Bintang Hindia diterbitkan dengan tujuan
“memperkenalkan perkembangan budaya penduduk pribumi dan
6
memperkuat ikatan antara Belanda dan daerah jajahannya”. Oleh
karena itu, gagasan kemajuan Bintang Hindia semaksud dengan
mencapai standar modernitas Barat. Demikianlah, gagasan kemajuan
terus berkembang sebaga satu wacana dominan pada awal abad ke-
20. Bersama dengan Abdul Rivai, banyak tokoh lain yang
menyuarakan hal yang sama, yang menjadikan gagasan kemajuan
7
sebagai arus utama dalam kesadaran masyarakat Hindia Belanda.
Namun demikian, wacana yang berkembang tidak berhenti
pada gagasan kemajuan. Sejalan dengan menguatanya arus politik
71