Page 124 - E-Book Dasar-dasar Hukum K3_Neat
P. 124
116 | D a s a r - d a s a r H u k u m d a n K 3
D. Rentang peledakan
Walaupun sangat tidak disarankan untuk dicoba, kita dapat mematikan rokok yang
menyala dengan memasukkannya ke dalam wadah tertutup yang terisi penuh bensin! Tapi
sebaliknya, bila kita masukkan puntung rokok menyala ke dalam wadah yang sama tetapi
bensinnya telah dipindahkan (tinggal uapnya saja), hampir yakin ledakan dahsyat akan
dihasilkan. Jadi, tampak jelas suatu bahan akan aman pada kondisi fisik tertentu, tetapi
dapat mencelakakan pada kondisi fisik yang lain.
Dari banyak pengamatan, ternyata semua bahan mempunyai rentang daerah
perbandingan bahan: udara yang aman, di luar daerah perbandingan itu bahan akan
meledak. Jadi, bila terlalu sedikit bahan (terlalu banyak udara) atau terlalu banyak bahan
(dengan kata lain terlalu sedikit udara), ledakan (pembakaran) tidak akan terjadi. Rentang
inilah yang disebut rentang kedapatbakaran atau peledakan (flammability or explosion
limits/FL). Semakin luas rentang FL, semakin tinggi kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Ambil contoh n-pentana, yang merupakan komponen penting, baik di premium
maupun elpiji. N-pentana akan terbakar di udara dalam rentang nilai persen, volume n-
pentananya 1,5 sampai 7,5 persen. Bila kita kenakan percikan api atau nyala pada
campuran pentana dan udara di luar rentang di atas, ledakan atau kebakaran tidak akan
terjadi. Ada bahan yang memiliki rentang FL yang cukup lebar. Hidrogen misalnya, memiliki
rentang dari 4 sampai 74 persen, sedangkan asetilen (gas yang digunakan para pengelas
karbit) memiliki rentang 2,5 sampai 80 persen. Nah, zat yang menimbulkan ledakan di
Gresik, 20 Januari lalu, memiliki rentang FL: MA di daerah 1,4 sampai 7,1 persen dan PA di
daerah 1,7 sampai 10,5 persen.
1. Suhu nyala
Selain data fisik rentang FL yang diberikan di atas, ada dua sifat fisik lain yang penting
dan berhubungan dengan pembakaran serta ledakan, yakni suhu nyala dan suhu swa-nyala
(Flash point and Autoignition Point). Suhu nyala suatu zat adalah suhu di mana zat tersebut
akan menghasilkan uap dalam jumlah yang cukup untuk menghasilkan pembakaran yang
kontinu. Dengan kata lain, zat tersebut menghasilkan uap sehingga perbandingan zat dan
udara paling tidak berada di batas bawah rentang FL. Semakin rendah suhu nyala, semakin
mudah bahan terbakar.
Ambil contoh premium. Bahan bakar ini mempunyai suhu nyala di bawah 0 derajat
Celcius sehingga dengan mudah tercapai keadaan yang memungkinkan terjadinya
pembakaran. Premium yang tersimpan di tangki mobil atau di jeriken akan mempunyai nilai
perbandingan premium udara di atas rentang FL sehingga tidak akan terbakar. Pembakaran
baru dapat terjadi bila uap premium tadi dikontakkan dengan udara segar sehingga tercapai
nilai perbandingan premium udara di rentang FL.