Page 81 - Filsafat Ilmu dan Rekonstruksi Teori - Syarifuddin
P. 81

pengembangan IoT oleh murid-murid di sekolah. Tahun 2017, kebanyakan peserta
        lomba mennggunakan teknologi IoT untuk menangani masalah kesehatan mental
        (Nesta,  2017a).  Adapun  pemenang  kompetisi  tahun  2017  adalah  murid-murid
        Southland School yang mengembangkan teknologi wearable (dapat dipakai) yang
        dapat berganti warna untuk merefleksikan emosi pemakai. Teknologi ini diharapkan
        dapat membantu murid dengan Autistic Spectrum Disorder untuk mengekspresikan
        perasaan mereka (Nesta, 2017b).
        4.  Kesimpulan dan Pembelajaran

              Pada dasarnya, pemanfaatan sarana Web dalam pendidikan, pembelajaran
        peserta  didik  sangat  membantu  terlaksananya  berbagai  program  yang  sudah
        dilakukan oleh institusi selama ini. Selain itu, secara tidak langsung, ketika peserta
        didik terbiasa dengan penggunaan TIK dalam pembelajaran mereka, kemampuan
        mereka dalam mengoperasikan TIK (digital literacy) juga terasah. Digital literacy ini
        sangat dibutuhkan oleh peserta didik ketika akan terjun ke dunia kerja dalam era
        digital ini. Namun, beberapa kendala dalam usaha mengintegrasikan TIK dengan
        pendidikan masih perlu diperhatikan. Salah satunya, kendala dalam memberikan
        pelatihan  keterampilan  praktis  dapat  ditanggulangi  dengan  menerapkan  blended
        learningyang sudah cukup dikenal di Indonesia.
              Blended learning dianggap mampu memaksimalkan peran dari masingmasing
        fungsi  pembelajaran,  baik  secara  konvensional  maupun  secara  digital.  Blended
        learning merupakan kombinasi antara pembelajaran face-to- face di dalam kelas dan
        pembelajaran secara online. Pembelajaran jenis ini dipercaya dapat mempermudah
        tercapainya  tujuan  pembelajaran.  Selain  itu,  fleksibilitas  yang  ditawarkan  oleh
        blended learning sangat mampu memfasilitasi peserta didik yang beragam. Selain
        blended  learning,  pemanfaatan  VLE  (Virtual  Learning  Environment)  tampaknya
        dapat memberikan kontribusi besar dalam kemajuan pendidikan vokasi di Indonesia.
        Walaupun penerapan TIK sudah cukup banyak diterapkan, tingginya kesenjangan
        pendidikan  yang  ada  di  Indonesia  menyebabkan  kurang  optimalnya  hasil  yang
        didapatkan.  Selain  itu,  kesiapan  dari  segi  sumber  daya  manusia,  pendanaan,
        fasilitas  penunjang  di  sekolah,  juga  kebijakan  yang  mengatur  penerapan  TIK  ini
        masih  perlu  banyak  perbaikan.  Jika  melihat  fakta  di  lapangan,  masih  banyak
        pendidik yang kesulitan dalam menggunakan teknologi di sekolah.
              Kondisi ini tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk motivasi belajar
        kembali dan minimnya pelatihan yang diberikan oleh pihak pemerintah terkait. Oleh
        karena itu, di samping tingginya permintaan akan penerapan teknologi di sekolah,
        kebijakan  yang  diterapkan  untuk  mewujudkan  integrasi  yang  memberikan  hasil

                                                                                       70
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86