Page 93 - Filsafat Ilmu dan Rekonstruksi Teori - Syarifuddin
P. 93

15.  Mengapresiasi karya seni dan budaya;
           16.  Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok;
           17.  Menjaga  kesehatan  dan  keamanan  diri,  kebugaran  jasmani,  serta
               kebersihan lingkungan;
           18.  Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun;
           19.  Memahami  hak  dan  kewajiban  diri  dan  orang  lain  dalam  pergaulan  di
               masyarakat;
           20.  Menghargai  adanya  perbedaan  pendapat  dan  berempati  terhadap  orang
               lain;
           21.  Menunjukkan ketrampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis
               dan estetis;
           22.  Menunjukkan  ketrampilan  menyimak,  membaca,  menulis,  dan  berbicara
               dalam bahasa Indonesia dan Inggris;
           23.  Menguasai  kompetensi  program  keahlian  dan  kewirausahaan  baik  untuk
               memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi
               sesuai dengan kejuruannya.
              Tujuan pendidikan menengah kejuruan dan 23 SKL SMK merupakan tuntutan
        kompetensi yang harus dikuasai siswa SMK sebagai pendidikan untuk dunia kerja.
        Kegiatan instruksional di SMK dikembangkan untuk membangun SKL pada setiap
        individu siswa. SKL nomor 1 sampai dengan 22 merupakan SKL generik berlaku
        secara umum bagi setiap lulusan SMK. Sedangkan SKL nomor 23 merupakan SKL
        spesifik per bidang/program keahlian sebagai penciri pendidikan untuk dunia kerja
        (work-based  education).  Masyarakat  di  abad  21  dihadapkan  pada  tantangan
        kebutuhan  individu  dengan  kompleksitas  tinggi  dibanyak  segi  kehidupannya.
        Perubahan-perubahan  yang  semakin  tidak  menentu  dengan  laju  yang  semakin
        cepat  merupakan  bagian  yang  harus  diakrabi  oleh  setiap  individu.  Perubahan
        tersebut berimplikasi langsung pada kebutuhan akan kompetensi-kompetensi kunci.
        Perkembangan  global  telah  membawa  perubahan  yang  berdampak  pada
        kesenjangan prestasi pendidikan antar wilayah.
              Kesenjangan  diakibatkan  oleh  perbedaan  bentuk-bentuk  pengajaran  dan
        penilaian  versus  apa  sesungguhnya  yang  diperlukan  anak  didik  untuk  berhasil
        sebagai  pembelajar,  pekerja,  dan  masyarakat  dalam  global  knowledge  economy
        saat  ini.  Perubahan  tersebut  sangat  kuat  pengaruhnya  sehingga  diperlukan
        pemahaman dan rethink apa sesungguhnya yang dibutuhkan anakanak muda kita
        di abad 21 dan bagaimana mereka berfikir terbaik bahwa masa depan mereka tetap
        tidak menentu tanpa kepastian. Ketidakpastian adalah demand driven dunia kerja
        abad  21.  Saatnya  menentukan  perubahan  kebutuhan  pendidikan  masa  depan
                                                                                       82
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98