Page 32 - Filsafat Pendidikan Vokasi dan Kejuruan - Amran Amiruddin
P. 32

jasmani yang lainnya.
                  3.  Apa  yang  disebut  dengan  nilai  dan  cita-cita,
                       makna  dan  tujuan  hidup,  keindahan  dan
                       kesenangan, serta kebebasan, hanyalah sekedar
                       nama-nama atau semboyan.
                         Menurut  airan  realisme,  kepercayaan  kepada
                  tuhan  hanyalah  merupakan  suatu  proyeksi  dari
                  kegagalan  atau  ketidakpuasan  manusia  untuk
                  mencapai  cita-cita  kebahagiaan  dalam  hidupnya.
                  Dengan  kegagalan  tersebut  manusia  memikirkan
                  suatu  wujud  diluar  dirinya  yang  dikhayalkannya
                  memiliki  kesempurnaan  yang  merupakan  sumber
                  kehidupan  manusia,  suatu  wujud  yang  bahagia
                  secara  absolut.  Oleh  karena  itu,  tuhan  hanyalah
                  merupakan hasil khayalan manusia. Tuhan diciptakan
                  oleh manusia sendiri, secara maya padahal wujudnya
                  tidak ada.
                         Cabang      materialisme     yang      banyak
                  diperhatikan  orang  dewasa  ini,  dijadikan  sebagai
                  landasan  berpikir  adalah  “positivisme”.  Menurut
                  positivisme,  kalau  sesuatu  itu  memang  ada.  Maka
                  adanya  itu  adalah  jumlahnya.  Dan  jumlah  itu  dapat
                  diukur.
                         Menurut  Comte  dalam  Sadulloh  (2003:114),
                  terdapat  tiga  perkembangan  berpikir  yang  dialami
                  manusia yaitu:
                  1.  Tingkatan teologis,
                       Dalam hal ini pola berpikir manusia dikuasai oleh
                       tahayul dan prasangka
                  2.  Tingkatan metafisik,
                                                                     25
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37