Page 12 - E-Modul Perjuangan Integrasi Timor-Timur 1975-Rekonsiliasi
P. 12

8




                                                         BAB 2

               Latar Belakang Integrasi Timor-Timur
                     Timor-Timur merupakan wilayah jajahan Portugis sejak awal abad ke-16.  Akibat revolusi bunga
               yang terjadi pada tanggal 25 April 1974 mengakhiri kediktaktoran penguasa portugis pada masa itu
               yaitu  Antoni  De  Alivera  Sulazan  digantikan  oleh  Antonio  De  Spinola.  Sehingga  terjadi  sebuah
               dekolonisasi di daerah Timor-Timur yang masa itu menjadi jajahan Portugis. Pasca terjadinya revolusi
               bunga,  Spinola  berjanji  menghidupkan  demokrasi  dan  memberi  hak  kepada  daerah  koloni,  maka
               revolusi ini memberikan dampak politik bagi Timor-Timur yang saat itu merupakan daerah koloni dari
               Portugis (Pinto, 2015).

                     Revolusi Bunga yang terjadi di Portugis menyebabkan perubahan yang sangat besar terhadap
               kebijakan  politik  kolonisasi  Portugis  di  Afrika  dan  di  Timor-Timur.  Pemerintah  Revolusioner
               mengumumkan  kebijakan hak  penentuan  nasib  sendiri  yang  akan  segera  diberikan  kepada  wilayah
               jajahan  Portugis. Karena  gelombang  revolusi ini juga  merembes  ke  Timor-Timur,  Gubernur  Alves
               Aldeia  pada  8  Mei  1975  terpaksa  mengumumkan  diperbolehkannya  masyarakat  Timor-Timur
               mendirikan partai politik. Setelah mendengar itu elit Timor-Timur  mulai membentuk partai-partain
               politik  untuk  memperluas  pengaruh  Ideologinya  kepada  masyarakat  setelah  resmi  merdeka.  Ada  5
               partai yang terkenal, 3 diantaranya adalah partai besar antara lain Frente Revolucionaria Timor Leste
               Independente  (FRETILIN),  Uniao  Democratica  Timorense  (UDT)  dan  Associacao  Popular
               Democratica  Timorense  (APODETI)  dan  2  diantaranya  adalah  partai  kecil  antara  lain  partai  Kota
               sehaluan dengan APODETI, TRABALISTA sehaluan dengan APODETI. Dari kelima partai tersebut
               Partai yang mempunyai satu haluan dengan APODETI ingin bergabung dengan Indonesia (Pinto, 2015).

                     Pada tahun 1975, partai politik terbesar di Timor-Timur yaitu Fretilin dapat menguasai jabatan-
               jabatan penting di wilayah tersebut. Program-program Fretilin mendapat dukungan luas dari rakyat
               Timor-Timur. Dalam waktu singkat itu dibuktikan Fretilin mengalahkan popularitas UDT, yang saat
               itu mendapat dukungan dari pejabat-pejabat pemerintahan, penguasa tradisional, dan pemilik-pemilik
               tanah/perkebunan-perkebunan besar. Saat itu menurut pemerintah Portugis gabungan antara Fretilin dan
               UDT  memperoleh  dukungan  lebih  dari  90%  rakyat  Timor-Timur  (Hill,  2000).  Fretilin  mendapat
               dukungan suara sebesar 75 % sedangkan Partai-partai lainnya sebesar 25 % suara, ditambah lagi Fretilin
               didukung rezim pemerintahan baru di Portugis yang Marxisme. Fretilin yang dulunya bernama ASDT
               (Associacao Popular Democratica Timorense) merupakan partai haluan kiri ber Ideologi komunis yang
               revolusioner dan radikal dalam memperjuangkan kemerdekaan Timor-Timur (Basri, 1993).

                      Fretilin yang anti terhadap pengaruh Ideologi Liberal khusunya Ideologi yang dibawa partai
               lawan. Pada waktu bersamaan dunia Internasional sedang berlangsung Perang Dingin atau bisa dibilang
               perang Ideologi, antara Blok Barat Amerika yang beridiologi Kapitalis dan Blok Timur Uni Soviet yang
               beridiologi Komunis. Perang Dingin ini akhirnya juga berdampak pada permasalahan yang sedang
               terjadi  di  Timor-Timur,  diantaranya  adalah  campur  tangan  Amerika  Serikat  dan  Australia  dalam
               pengintegrasian  Timor-Timur  ke  dalam  wilayah  Indonesia.  Dukungan  Amerika  Serikat  kepada
               Indonesia  ini  tidak  lain  adalah  untuk  menyebarkan  ideologi  liberalisme  yang  sangat  menentang
               komunisme. Amerika Serikat khawatir akan terbentuk Kuba Asia Tenggara di Timor-Timur apabila
               negara tersebut merdeka, maka akan menjadi negara komunis dikarenakan partai terbesar saat itu dan
               juga yang menguasai Timor-Timur saat itu Fretelin berhaluan Komunis. Amerika Serikat juga khawatir
               akan efek domino yang terjadi jika Timor-Timur menjadi negara komunis, sehingga negara-negara
               disekitar Timor-Timur  akan  terpengaruh Komunis  yang  anti terhadap  Amerika.  Berjalannya  waktu
               dijelaskan  dalam  dokumen  yang  dipublikasikan  The  National  Security  Archive,  secara  jelas
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17