Page 16 - E-Modul Perjuangan Integrasi Timor-Timur 1975-Rekonsiliasi
P. 16

12




               Jaya yang secara de Jure memang telah termasuk wilayah Indonesia sejak proklamasi 17 Agustus 1945
               (Syahnakri, 2013).



               a.  Pembangunan Timor-Timur

                     Setelah Timor-Timur berhasil ber Integrasi dengan Indonesia  dalam memperjuangkan perbaikan
               nasibnya ditandai dengan terbentuknya Pemerintah Sementara Timor Timur (PSTT) pada tanggal 17
               Desember  1975.  Dalam  pernyataan  yang  disebut  "Proklamasi"  dijelaskan  bahwa  Pemerintahan
               Sementara ini  didirikan  atas  dasar  kebulatan  tekad  Timor-Timur  untuk  menjamin  terselenggaranya
               tertib pemerintahan, tertib administrasi, tertib hukum dan keamanan sehingga kehidupan normal rakyat
               Timor-Timur dapat dipulihkan. Terpilih sebagai ketua dan wakil ketuanya yaitu Arnaldo Dos Reis
               Araujo (Apodeti) dan Fransisco Xavier Lopes da Cruz (UDT) Badan ini sesuai dengan keinginan PBB
               bersifat  otonom.  Di  samping  itu  dibentuk  pula  Dewan  Perwakilan  Rakyat  Timor-Timur  yang  para
               anggotanya berjumlah 30 orang. Mereka terdiri dari para liurai dan tokoh masyarakat di seluruh Timor-
               Timur. Terpilih sebagai ketuanya yaitu Guilherme Maria Goncalves. Pada tanggal 31 Mei 1976, DPR
               Timor-Timur melakukan sidang paripurna pertama (Basri, 1993).

                     Pemerintah daerah Timor-Timur mulai menata pemerintahan dan merencanakan pembangunan
               bagi rakyat. Tentu saja pembangunan disesuaikan dengan kemampuan pemerintah pusat yang sudah
               dituangkan dalam rencana pembangunan lima tahun  yang bertahap. Di samping itu peranserta rakyat
               akan menentukan cepat atau lambatnya hasil pembangunan itu dapat dirasakan (Basri, 1993).
                     Di bidang pemerintahan daerah para putra daerah diberi tanggung jawab untuk jabatan Kepala
               Daerah Tingkat I sampai kecamatan dan kelurahan. Sampai tahun 1987 terdapat 10.527 pegawai negen
               yang bekerja pada berbagai instansi, di mana putra daerah diberi kemudahan persyaratan. Di samping
               itu pemerintah daerah telah memberi kesempatan bagi aparaturnya dan para pelajar serta mahasiswa
               untuk memperdalam pengetahuan di berbagai lembaga pendidikan di Timor-Timur maupun di luar
               daeran ini (Basri, 1993).
                     Sampai  tahun  1985/1986  setelah  10 tahun  berintegrasi  sejumlah  909  pelajar,  mahasiswa  dan
               pegawai telah memperoleh beasiswa. 51 orang diantaranya telah lulus di perguruan tinggi. Di antara
               909  orang  itu,  140  pegawai  negeri  belajar  di  berbagai  lembaga  pendidikan  di  berbagai  daerah  di
               Indonesia  yang  sekaligus  juga  bertujuan  untuk  memperkenalkan  wawasan  yang  lebih  luas  tentang
               Indonesia. Dalam tahun 1986/1987 diberikan pula tunjangan belajar untuk 40 orang pegawai yang
               tengah mengikuti pendidikan di beberapa Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) di luar daerah
               ini (Basri, 1993).

                     Untuk kelancaran pemerintahan, maka di semua tingkat pemerintah daerah dilengkapi dengan
               dinas pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah. Begitupun pergantian pimpinan berjalan lancar
               seperti pergantian Gubernur yang pada tahun 1982 terpilih Ir Mario Carascalao (Basri, 1993).
                     Sesuai dengan gerak pembangunan di pedesaan, desa-desa juga mendapat perhatian besar Pada
               tahun 1984/1985 diadakan kembali penataan desa sehingga yang semula berjumlah 1717 desa menciut
               menjadi 442 desa. Hal ini dilaksanakan untuk lebih meningkatkan hasil guna dan daya guna dana dan
               sarana yang tersedia dalam menuju desa swasembada (Basri, 1993).

                     Sejalan  konsolidasi  aparatur  daerah,  di  propinsi  Timor  Timur  juga  dibentuk  badan-badan
               perwakilan rakyat. Dalam pemilihan umum, rakyat ikut langsung terlibat. Bila pada pemilu 1982 hanya
               memilih wakil wakil rakyat untuk tingkat pusat dan propinsi, maka pada tahun 1987 juga dipilih wakil
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21